Rabu, 13 Mei 2009

Surat cinta untuk pimpinan fisip Unand

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang. Kembali lagi kita haturkan puji dan syukur atas limpahan kasih dan sayangnya. Dengan kasih sayang itulah kita masih dapat berkumpul bersama untuk saling mengasihi dan menyayangi. Semoga Allah SWT tetap berkenan melimpahkan kasih dan sayangnya untuk kita semua, amiiiinnnn. Shalawat beserta salam juga tak lupa kita doakan untuk baginda nabi Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan untuk teladan bagi seluruh umat manusia. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk dapat meneladani sikap kasih dan sayangnya Rasulullah SAW dengan harapan keridho’an dari Allah SWT. Kembali kita berdo’a semoga kelak kita termasuk dalam barisan umat yang mendapat syafa’at dari beliau, amin.
Bapak Dekan Fisip unand yang terhormat, kami adalah segenap mahasiswa fisip unand yang ingin mencurahkan segenap isi hati kami yang terasa menyumbat aliran darah. Sebelumnya, bapak adalah orang tua kami di kampus tercinta ini, maka perkenankanlah kepada kami untuk memanggilmu “Ayah” dengan harapan mampu mendekatkan hati kita.
Ayahanda yang kami cintai. kami senantiasa berharap Ayah tetap dalam lindungan Allah SWT karena Dia-lah tempat pelindung yang paling baik. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah dan karunianya kepada Ayah sehingga Ayahpun senantiasa memberikan nikmat Allah tersebut kepada kami para mahasiswa-mahasiswi yang masih banyak berharap kepada Ayah.
Ayahanda yang kami sayangi. Entah mengapa ada begitu banyak hal yang terasa mengganjal dihati kami. Kami ingin sekali berbagi dengan ayah tentang semua itu. Kami percaya selaku orang tua kami, Ayah pasti akan senang mendengar curahan hati kami hingga kemudian mampu memberikan solusi terbaik kepada kami tentang gejolak dalam hati kami.
Ayah, minggu ini merupakan minggu kedua belas dalam semester ini. Ayah tahu tidak ternyata masih ada dosen yang masuk untuk memberikan kuliah baru dua kali saja selama ini. Lalu bagaimana dengan yang lain? Ternyata tidak jauh berbeda Ayah. Sampai sekarang ini masih ada juga KHS yang belum keluar karena nilai dari dosen yang terlambat. Belum lagi kesemerawutan sistem UTS yang membuat kami bingung. Ayah, apakah Ayah tega melihat proses pendidikan kami yang demikian? Ayah pasti tidak akan membiarkan pendidikan anak Ayah seperti ini bukan !?
Ayahanda yang kami kasihi. Terkadang kami ingin menangis ketika berurusan dengan pihak dekanat. Kami sedih melihat kualitas pelayanan yang diberikan olah pihak fakultas. Dalam mengurus sesuatu misalnya KHS, KRS, Transkrip, atau yang lain kami sering mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Lebih ironis lagi, Ayah tahu tidak? Untuk mengurus Transkrip kami harus menyediakan beberapa batang rokok sebagai imbalannya. Bukan masalah kami beri atau tidaknya Ayah, tapi dimanakah letak kehormatan dan etika birokrat pemberi layanannya. Kalau seperti itu apa bedanya dengan kuli angkut dipasar yang menjual jasa dan tenaganya?. Ayah, kami percaya Ayah mampu mengatasi masalah itu. Untuk itu kami masih akan menunggu gerakan penyelesaian dari Ayah.
Ayahanda yang kami rindukan. Beberapa bulan terakhir kami sering mengadakan berbagai macam kegiatan, baik itu acara jurusan, prodi, UKM, maupun NMF. Akan tetapi kami sering merasa kesepian Ayah. Sebagai anak kami ingin sekali rasanya menunjukkan kepada Ayah kalau kami telah bisa melakukan ini dan itu. Tapi sepertinya harapan itu harus kami kubur dalam-dalam Ayah. Sepertinya Ayah terlalu sibuk jika untuk meluangkan waktu bersama kami seperti dalam acara inaugurasi, pengabdian fisip, liga fisip, dan yang lainnya. Kami senantiasa bertanya kepada rumput yang bergoyang dimanakah Ayah kami sekarang? Tapi semua hanya diam Ayah, semua hanya bisu. Tinggalah Kami yang merindukan Ayah.
Ayahanda yang disayangi Allah. Kalau kami tidak salah mendengar, melihat dan merasa, setiap tahun ketika kami akan masuk kuliah kami akan diminta uang sebesar Rp.290.000,00 yang katanya dana POTMA. Yaitu dana yang akan dipakai untuk membiayai segala aktivitas dan kegiatan mahasiswa. Tapi Ayah, setiap kali kami meminta bantuan untuk kegiatan kami mengapa dana yang keluar sangat sulit. Bahkan tidak jarang mendapat ceramah tigapuluh menit tanpa dana keluar. Belum lagi tidak ada kejelasan berapa bantuan setiap lembaga mahasiswa pertahunnya. Kalau seperti itu kondisinya Ayah, mari bersama kita bubarkan saja POTMA daripada mendapat laknat dari Allah SWT. Untuk masalah itu kami menawarkan solusi Ayah. Mungkin solusi kami ini bisa dipertimbangkan dan diterapkan. Mungkin singkatnya seperti ini, kita bubarkan POTMA kemudian kita ganti dengan iuran bagi mahasiswa baru sebesar Rp.50.000,00 perorangnya. Berikan kami kepercayaan untuk mengelolanya supaya Ayah juga bisa meminta kami bertindak transparan terkait masalah dana. Kami yakin kami bisa mengelolanya dengan baik Ayah.
Ayahanda yang kami hormati. Masih terkait masalah dana, beberapa waktu yang lalu kami mengurus beasiswa. Tapi kami heran, mengapa beasiswa kami dipotong Rp.20.000,00 perorang padahal teman-teman kami dari fakultas lain mendapatkan beasiswanya secara penuh. Kami bingung mengapa demikian, kemana perginya uang sebanyak itu. Yang kami rasakan belum ada manfaatnya bagi lembaga-lembaga kami. Oleh sebab itu Ayah, mungkin akan lebih baik jika pemotongan itu dihentikan saja karena itu sudah menjadi hak kami. Ayah pasti sudah paham tentang hukum Allah tentang hal itu bukan!?.
Ayahanda yang baik hati, beberapa waktu yang lalu kami mau shalat untuk bertemu dengan Allah, tetapi kami kaget ternyata ruangan yang biasanya kami pakai untuk shalat sudah beralih fungsi. Padahal setahu kami mushala kita belum selesai dibangun sehingga belum memungkinkan untuk shalat disana. kami bingung dan heran Ayah, mengapa mushala kita tidak selesai-selesai juga dibangun padahal kami sudah tidak sabar untuk memakainya untu shalat. Satu hal lagi Ayah. Kemarin kawan kami ada yang berkunjung ke fakultas kita atas nama kelembagaan mahasiswa. Kami bingung lagi Ayah, akan kami sambut dimana kawan kami itu padahal kami tahu menyambut dan memuliakan tamu itu wajib hukumnya. Akankah kami bawa kesebuah bangunan kecil dibelakang fakultas kita itu yang kami sendiri merasa tidak nyaman untuk sekedar duduk sebentar saja disana?
Ayahanda kami dengar, mushala dan gedung kecil dibelakang fakultas itu dibangun dengan uang POTMA sebesar 350 mahasiswa X Rp.290.000,00 yang jumlahnya sekitar Rp.101.500.000,00. Tapi mengapa hasilnya seperti itu? Maaf Ayah, pemberian Ayah tersebut menunjukkan seperti apa anggapan Ayah terhadap kami. Jadi mungkin akan wajar jika pada saatnya kami akan memberikan anggapan yang sama terhadap Ayah.
Ayahanda yang kami kasihi. Inilah suara kami, suara yang menuntut perbaikan dilakukan di Fakultas kita tercinta ini. Surat ini hanya sebagai pengantar saja yang mungkin terdapat kalimat yang kurang bisa dipahami. Untuk itu supaya tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita, kami berharap Ayah beserta jajaran bersedia meluangkan waktu untuk duduk bersama kami membicarakan persoalan yang kami ceritakan tadi.
Demikian saja Ayahanda, terimakasih atas perhatiannya mohon maaf atas kesalahan ketiknya. Mudah-mudahan ini dapat membantu kita untuk membangun fakultas kita kedepannya.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
Tertanda
Anandamu yang menyayangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar