Jumat, 15 Mei 2009

Negara Mungil yang Tercinta

Tidak terasa enam bulan sudah aku menjalani kehidupanku sebagai salah satu pilar penting dalam negaraku tercinta. sebuah negara kecil yang masih dipertanyakan keberadaannya oleh beberapa kalangan. negaraku berdiri karena adanya tuntutan dari warga negara. meskipun kami tidak mengetahui secara gamblang mengenai batas wilayah kami. hal itu terjadi karena negara kami hanya berdiri disebuah institusi pendidikan yang bernama FISIP UNAND. entah mengapa senior-seniorku membentuk negara sendiri, padahal sebenarnya Negara Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Unand juga berjalan normal. mungkin karena ada kepentingan tertentu yang mendorong seniorku mengambil keputusan untuk membentuk negara sendiri. yang sangat kusesalkan setelah berpisah dengan BEM KM Unand ternyata negaraku tidak lebih baik dari sebelumnya, parahnya negaraku sempat koma dan nyaris tewas.
aku sedikit merasa beruntung dimasaku ini negaraku dapat kembali bergerak meskipun sedikit terseok-seok negaraku mampu berdiri dan berjalan berusaha mengejar ketertinggalan. dibawah kepemimpinan pangi syarwi dan isriwal serta jajaran kabinet menteri yang cukup serius akhirnya negaraku mampu menyaingi negara tetangga dalam waktu yang cukup singkat ini. aku bangga dengan kabinet ini, ada Aan selaku menteri seni dan olahraga, asma menkeu, Niko menteri PSDM, Apra menteri kesma, Handre menteri infokom, mila sebagai menteri kesekretariatan, asep selaku menlitbang dan diriku sendiri selaku menlu. dengan bekerja sama kami semua mampu mendukung bang papang selaku presiden untuk menegakan negara mungil ini sehingga berani menampilkan muka dikalangan lembaga mahasiswa lainnya. terkusus departemenku yang diisi oleh orang-orang yang luar biasa seperti Regina dan bunga yang tidak mau berhenti berbuat. mudah-mudahan semangat ini tidak luntur seiring berjalannya waktu sehingga negara mungil ini bisa tetap jaya dan terpandang dikalangan mahasiswa. jangan takut karena mungilmu negaraku, jangan takut karena danamu negaraku, tetaplah berjuang membangun kebaikan negaraku, perjuangkan keadilan mahasiswa, perjuangkan kesejahteraan mahasiswa, sehingga damailah selalu negaraku.
lebih baik terasing daripada menyerah pada kemunafikan.

Paradigma Pembangunan

Paradigma Pembangunan
Dalam Perspektif Taxonomis Dualisme Sosiologis


Pendahuluan

Secara umum, di Indonesia istilah pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan material. Maka pembangunan diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah masyarakat dibidang ekonom. Meskipun sebenarnya makna pembnagunan lebih dari itu.
Untuk memahami makna pembangunan, dalam kajiannya terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan dari perspektif Diachronis dan pendekatan dari perspektif Taxonomis. Dalam pendekatan diachronis, dibahas berbagai paradigma pembangunan berdasarkan urutan-urutan terbentuknya atau perkembangan sejarahnya. Kemudian dalam pendekatan taxonomis, kategori paradigma pembangunan didasarkan pada dikhotomi equilibrium dan konflik.
Berdasarkan wawasan tentang hakekat masyarakat dan perubahan social, ada pandangan tentang masyarakat dan perubahan social sebagai suatu proses yang selalu berada dalam keadaan equilibrium dan adapula pandangan yang melihat masyarakat dan perubahan social sebagai suatu proses konflik yang langgeng. Berdasarkan hal itu, paradigma pembangunan dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu paradigma equilibrium dan paradigma konflik.
Paradigma equilibrium terdiri dari empat sub kategori, yaitu paradigma behavioralis, paradigma psikodinamis, paradigma disfungsionalis, dan paradigma dualisme sosiologis. Paradigma dualisme sosiologis, mencoba mencari factor penyebab keberhasilan dan kegagalan dari pembangunan berdasarkan factor eksternal individual atau factor hubungan dalam masyarakat. Hal ini karena biasanya di dalam suatu masyarakat terdapat beberapa golongan dan lapisan masyarakat yang memiliki kepentingan masing-masing sehingga mepengarruhi proses dalam pembangunan itu sendiri.


Perspektif Dualisme Sosiologis

H J Boeke, seorang mantan pegawai pemerintahan Belanda, dalam bukunya Economics and Economics Policy of Dual Societies, mengangkat teori ini dari pengalaman hidupnya negara Indonesia, yang selanjutnya teori ini digeneralisirkan dan dianggap berlaku bagi setiap negara berkembang.
Teori ini lahir karena adanya kegagalan pelaksanaan Etische Politie / politik balas budi (edukasi, irigasi, kolonialisasi) di Hindia Belanda, pada masa itu masyarakat tradisional menurut para ahli bersifat Homogen dalam hal sistem sosial, ini adalah sebuah kesalahan besar, karena masyarakat tradisional timur secara sosiologis bersifat dualistis, hal ini terjadi karena adanya perbenturan (clash) antara sistem sosial tradisional dengan sistem sosial asing, terutama sistem sosial kapitalis. Masuknya sistem sosial dalam masyarakat tradisional akan mengakibatkan terjadinya masyarakat dualisme sosiologis.
Sistem ini merupakan sistem yang langgeng (lasting formation ), Artinya enclave kapitalis tetap jadi kapitalis, dan masyarakat trradisional yang ada di sekitarnya tidak akan berubah. Hal ini terjadi karena semakin berbedanya ciri-ciri masyarakat tersebut., dan bisa jadi apa yang menguntungkan bagi masyarakat yang satu bisa menjadikan sebuah kerugian bagi masyarakat lainnya..
Adapun masyarakat tradisional/ pra kapitalis memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1. kebutuhan hidupnya terbatas
2. tidak mempunyai keberanian untuk mengambil resiko
3. menolak kapital dan menolak investasi kapital
4. semangat kewirausahaan yang lemah
5. kurang mempunai kemampuan mengorganisir dan kurang disiplin
6. pasrah pada nasib
7. kurang ada mobilitas tenaga kerja
8. kurang mampu menunda kenikmatan
Sedangkan ciri-ciri masayarakat kapitalis adalah kebalikan dari yang diatas, sehingga suatu ketidakmungkinan menurut Boeke terjadinya penetrasian dari kedua tipe masyarakat tersebut.
Tetapi meskipun Boeke mengatakan bahwa sistem sosial tersebut tidak bisa digabungkan, dia berpendapat bahwa terdapat suatu jurang besar antara sistem ekonomi petani kecil di desa-desa dan sistem ekonomi yang diatur orang barat di perkebunan-perkebunan dan perdagangan. Sisten masyarakat tradisional ini dihancurkan oleh sistem ekonomi barat. Inilah yang menyebabkan terhambatnya perkembangan negara-negara berkembang.
Kritik dari Guru Besar dari Belanda tersebut memang sulit untuk ditolak, Koentjaraningrat, seorang Antropolog dari UI bahkan menegaskan bahwa terhalangnya proses kemajuan ekonomi di Indonesia sebagian disebabkan karena adanya rintangan-rintangan yang bersal dari Mental masyarakat Indonesia itu sendiri. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa mental tersebut menyangkut sistem nilai budaya (cultural value) dan sikap (attitudes).
Jika dikaitkan dengan teori paradigma ekuilibrium (keseimbangan), teori menyatakan bahwa hubungan sosial menguntungkan sistem, ketimpangan sosial adalah suatu kebutuhan sosial, dan keragaman kepentingan adalah untuk mempersatukan. Seharusnya terdapatnya dua sistem sosial yang berada dalam satu kawasan akan melakukan percaturan sistem, mengisi satu sama lain dan menghasilkan suatu sistem yang terbaik.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat dualisme sosliologis dalam masyarakat. Hal ini karena meskipun telah terjadi interaksi yang kuat antara golongan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, namun kedua golongan tetap berusaha mempertahankan identitas golongan masing-masing sehingga tidak terjadi penyatuan identitas atau meleburnya salah satu identitas golongan menjadi golongan yang lain. Apabila kedua golongan tersebut memiliki daya yang sama kuatnya maka yang terjadi justru persaingan kepentingan diantara kedua golongan.
Setiap persaingan kepentingan dalam masyarakat, pastilah akan membawa pengaruh yang besar terhadap pembangunan di daerah dimana terjadi persaingan tersebut. Karena setiap terjadi pembangunan yang sifatnya fisik pasti akan memunculkan pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Sebagai contoh, pembangunan suatu pusat perbelanjaan (supermarket) disatu sisi menguntungkan masyarakat yang berjiwa sedikit modern atau kapitalis. Tetapi disisi lain ternyata masyarakat tradisional merasa dirugikan karena sering yang terjadi pembangunan supermarket tersebut dilakukan di pasar-pasar tradisional sehingga menggusur para pedagang-pedagang tradisional.
Oleh karena itu, gagal atau berhasilnya sebuah pembangunan di suatu daerah tidak terlepas dari pengaruh adanya golongan-golongan tertentu dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan dalam perspektif dualisme sosiologis adalah bagaimana upaya dalam memajukan masyarakat untuk menjadi lebih baik dengan mempertimbangkan setiap kepentingan golongan yang ada dalam masyarakat. Artinya pembangunan akan dapat bejalan jika terjadi kesepakatan antara golongan yang satu dengan golongan yang lainnya.

Birokrasi dan Etika Administrasi Negara

SEKELUMIT TENTANG BIROKRASI

Birokrasi merupakan instrumen penting yang kehadirannya tidak mungkin terelakkan dalam sebuah Negara. Birokrasi adalah salah satu konsekuensi logis yang muncul akibat adanya hipotesis yang menyatakan bahwa setiap Negara mempunyai tugas pokok yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam artian Negara harus mampu memanfaatkan segala sumber daya yang ada demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Dalam upaya pengelolaan tersebut, Negara harus terlibat langsung dalam memproduksi barang dan jasa public yang diperlukan oleh rakyat supaya setiap sumber daya yang ada tidak dikuasai oleh segolongan orang yang nantinya akan menguntungkan orang tertentu saja. Untuk itu diperlukan sebuah system administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan dan melindungi hak rakyat umum. System administrasi tersebut kemudian disebut dengan Birokrasi. Sebagai organisasi modern ynag konsep dasarnya dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) birokrasi adalah bentuk organisasi kekuasaan yang sepenuhnya diserahkan kepada pejabat resmi atau aparatur pemerintah yang memiliki syarat technical skills bagi bekerjanya system administrasi pemerintahan. Birokrasi inilah yang nantinya mengelola sumberdaya dan memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.
Birokrasi bekerja atas dasar prinsip hirarki jabatan yang diperlihatkan oleh garis komando yang sangat kaku dari atasan kebawahan. Atasan membawahi dan mengawasi bawahan berdasarkan pembagian tanggung jawab yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bawahan.
Birokrasi memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena birokrasi bertanggung jawab mengelola segala sumberdaya yang ada dalam masyarakat dan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat umum. Selain itu, birokrasi menentukan kemajuan sebuah bangsa. Artinya semakin baik birokrasinya maka akan semakin dapat dikatakan maju sebuah bangsa. Kemudian lingkup layanan yang luas juga mengharuskan birokrasi harus meguasai dan mempertimbangkan segala aspek baik pendidikan, kesehatan, transportasi, , perumahan, kesejahteraan sosial, gizi, listrik, pangan, dll.
Melihat sedemikian besar peran dan tanggung jawab birokrasi, serta penguaasaannya terhadap sumberdaya yang ada dalam masyarakat maka diperlukan seperangkat aturan yang mengatur perilaku birokrasi dalam menjalankan tugasnya.


PRINSIP DAN NILAI ETIKA ADMINISTRASI NEGARA
Sesuai dengan pemaparan sebelumnya, untuk menjalankan tugasnya, birokrasi haruslah dibekali dengan seperangkat aturan hokum dan nilai yang nantinya akan dijadikan pedoman, acuan referensi bagi birokrat dalam menjalankan tugas dan kewenangannya agar tindakannya dalam organisasi dinilai baik, terpuji dan tidak tercela. Selain itu dapat pula dijadikan sebagai standar penilaian apakah sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi dinilai baik dan tidak tercela.
Seperangkat aturan tersebut tidak hanya berbicara dalam tataran benar dan salah saja tetapi harus mencakup juga perihal baik dan buruk. Hal ini karena sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat yang menghendaki adanya perbaikan dalam birokrasi yang akhir-akhir ini dinilai tidak baik, kurang professional, berbelit-belit, tebang pilih dalam memberikan layanan, dan yang lebih penting lagi adalah masalah korupsi yang terjadi ditubuh birokrasi sehingga menyebabkan munculnya masalah-masalah lain dalam pemerintahan dan masyarakat.
Lebih jelasnya mengenai seperangkat aturan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi (tidak boros)
Perbuatan birokrasi public (adm negara) dikatakan baik jika mereka efisien (tidak boros) Mereka menggunakan dana public (resources publik) secara hati-hati agar memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi public. Nilai efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber dana dan daya yang dimiliki secara tepat, tidak boros dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian nilai efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat dan tepat, tidak boros dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Jadi dapat dikatakan baik (etis) jika birokrat publik menjalankan tugas dan kewenangannya secara efisien.


2. Nilai membedakan milik pribadi dengan milik kantor
Birokrasi public yang baik adalah birokrasi public yang dapat membedakan mana milik kantor dan mana milik pribadi. Fasilitas yang diberikan oleh kantor pemerintahan atau perusahaan kepada aparatur maupun karyawannya dimaksudkan untuk menunjang pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Ini bertujuan agar dapat mempermudah para aparatur atau pejabat dalam menjalankan tugas mereka. Fasilitas yang diberikan ini hendaklah hanya digunakan untuk keperluan kantor maupun dalam lingkungan kantor, dalam artian barang milik kantor tersebut tidak boleh digunakan untuk keperluan-keperluan pribadi
3. Nilai Impersonal
Melaksanakan hubungan antara bagian satu dengan yang lain dalam bingkai kerjasama kolektif yang diwadahi oleh organisasi, hendaknya dilakukan secara formal (impersonal) dan tidak pribadi (personal).
4. Nilai Merytal System
Penerimaan (recruitment) atau promosi (promotion), dilakukan dengan menggunakan “merytsystem”, bukan “spoil system”. Merytal system merupakan suatu system penarikan atau promosi pegawai didasarkan pada pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (capable), dan pengalaman (experience) yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Marytal System mengutamakan pada kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dengan kata lain penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan dalam suatu organisasi, artinya pegawai yang ditempatkan dalam suatu jabatan senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.
5. Prinsip Dan Nilai Responsible
Prinsip ini berkaitan dengan pertanggungjawaban birokrasi publik dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Birokrasi publik dinilai responsible jika pelakunya mempunyai standar profesional dan kompetensi teknis yang tinggi. Birokrasi publik mempunyai tanggung jawab (Sense of responsibility) dan dapat pula berarti memiliki kemampuan dan kecakapan (Capable to do atau profesionality) yang memadai dalam menjalankan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya. Birokrasi Publik yang responsibel mampu memberikan layanan publik yang baik dan profesional. Dalam menjalankan tugas dan wewenang, seorang administrator atau birokrat menjalankan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan standar operasional teknis yang telah ada.
6. Prinsip Dan Nilai akuntabilitas
Juga berkaitan dengan pertanggung jawaban birokrasi public dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Akuntabel menurut Hatry (1997) merupakan suatu istilah yang diterapkan untuk mengukur apakah dana public telah digunakan secara tepat untuk tujuan dimana dana public tadi ditetapkan dan tidak digunakan secara illegal.
7. Nilai Responsiveness
Nilai responsiveness berkaitan dengan daya tanggap dan menanggapi apa yang menjadi keluhan, masalah, aspirasi public. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrat untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan proritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuat dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. adalah norma yang menuntut setiap penyelenggara negara dalam bersikap, berprilaku, bertindak dan berucap memperhatikan suatu keadaan dengan sungguh-sungguh, peduli cepat mengetahui dan menindaklanjuti gejala, kondisi yang timbul, untuk mengantisipasi dan negara mengambil tindakan.

MASALAH-MASALAH DALAM BIROKRASI SERTA KAITANNYA DENGAN ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK
Meskipun birokrasi telah dibekali dengan peraturan-peraturan, namun dalam perjalanannya masih banyak ditemui penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh para birokratnya. Penyelewengan tersebut dapat berupa penyalahguanaan wewenang seperti upaya memperkaya diri dengan memanfaatkan kewenangan untuk memeras orang lain, atau lebih sering disebut dengan korupsi. Sebagai sebuah contoh kasus yang pernah dialami oleh penulis adalah ketika penulis mempunyai keperluan mengurus sebuah surat di salah satu instansi pemerintah kota Padang, sedikit dialog antara penulis dengan beberapa birokratnya :
Waktu itu penulis sudah hampir selesai mengurus surat pengantar penelitian, ketika surat itu akan diserahkan kepada penulis, petugasnya berbicara
Petugas 1 : “ suratnya sudah selesai dek, tinggal bayar uang administrasinya.” Kata petugas itu.
Penulis : “ berapa buk?” Tanya penulis seolah tidak tahu. Sebelumnya penulis telah diingatkan oleh senior yang pernah mengurus surat di instansi tersebut jika diminta uang agar tidak dikasih.
Petugas 1: “ala kadarnya dek.” Jawab petugas itu singkat.
Penulis : “ kok ala kadarnya buk, memangnya tidak ada standar yang mengaturnya?” Tanya penulis mencoba bertanya lebih jauh.
Petugas 1 : “ tidak ada dek, tapi biasanya memang bayar uang administrasi seperti yang adek lihat orang yang sebelum adek tadi. Kalo nggak suratnya nggak bisa dibawa” Jawab petugas itu lagi. Memang sebelum melayani penulis, petugas tersebut melayani seorang mahasiswi yang juga mengurus surat yang sama dengan penulis yaitu untuk penelitian.
Penulis : “ wah ini menarik. Nampaknya ada perda baru yang mengatur tentang hal ini ya buk, soalnya saya biasa ngurus surat seperti ini dikampung tidak dipungut biaya.” Tanya penulis lagi sambil mengeluarkan MP3 seolah mau merekam pembicaraan antara penulis dan petugas tersebut.
Petugas 2 : “ perdanya nggak ada dek. Ya sudah adek bawa saja suratnya kalo nggak punya uang.” Kata petugas disebelah petugas 1 dengan nada cemas. Sambil kemudian menyerahkan surat yang penulis urus.

Dari pengalaman diatas, dapat dilihat penyelewengan yang dilakukan oleh birokrat. Hal-hal yang tidak semestinya dilakukan ternyata menjadi suatu hal yang biasa dalam birokrasi hal itu terbukti dengan kasus diatas ketika petugas meminta uang kepada pengguna jasa yang nyata-nyata itu salah ternyata didiamkan saja oleh petugas lainnya seolah hal itu benar.
Kasus-kasus seperti contoh diatas sepertinya telah menyebar keseluruh instansi pemerintahan lainnya, sehingga korupsi seolah-olah telah menjadi hal yang biasa dalam tubuh birokrasi. Jika dikembalikan pada pembicaraan awal, korupsi yang terjadi ditubuh birokrasi sangatlah membayakan eksistensi sebuah Negara. Hal ini karena mengingat pentingnya peranan birokrasi itu sendiri yang cakupannya disegala bidang kemudian juga bertugas mengelola sumberdaya milik Negara sehingga korupsi harus dihilangkan dari tubuh birokrasi.
Korupsi yang dilakukan oleh para birokrat secara hokum telah melanggar hokum positif yang berlaku dalam masyarakat. Belum lagi jika dikaitkan dengan konsep etika dan moral sungguh sangat jauh sekali. Kemudian, jika dikembalikan pada kosep etika Administrasi Negara, korupsi telah melanggar prinsip dan nilai dari etika administrasi Negara.
Setiap birokrat harus menerapkan nilai efisiensi, dengan adanya korupsi seperti kasus mark up jelas menyimpang jauh dari nilai efisiensi. Kemudian selain korupsi, hal-hal yang sering dilakukan birokrat adalah mengganti peralatan-peralatan kantor setiap tahunnya meskipun sebenarnya peralatan tersebut masih dapat digunakan. Hal tersebut tentu bertentangan dengan nilai efisiensi yang menuntut birokrat untuk tidak boros.
Selain kasus korupsi yang sifatnya sembunyi-sembunyi, ada kasus lain yang sering terang-terangan dilakukan oleh birokrat yakni menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadinya. Birokrat seolah-olah bangga jika pergi jalan-jalan dengan keluarganya dengan menggunakan mobil kantor yang artinya milik Negara (masyarakat). Jika orientasi birokrat sudah jauh dari konsep melayani masyarakat maka akan sulit untuk menerapkan prinsip dan nilai etika administrasi Negara. Yang lebih ekstrim lagi jika ternyata birokrat telah tidak bermoral lagi, bagaimana mau menerapakan prinsip dan nilai etika administrasi Negara jika peraturan yang jelas dan tertulis saja masih dilanggar. Jika sudah demikian bobroknya moral birokratnya maka dapat disimpulkan seperti apa kondisi birokrasinya dan tentunya imbasnya akan langsung pada negara kemudian jika tujuan negara sudah tidak tercapai maka tinggal menunggu hari kehancuran negara itu sendiri.







Daftar Pustaka

Teguh S, Ambar,2004, Memahami Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, Gava Media.

Wijaya, A.W., 1994, Etika Administrasi Negara, Jakarta, Bumi Aksara.

Albrow,Martin, 2005, Birokrasi, Jogjakarta, Tiara Wacana.

Bahan kuliah Etika Administrasi Negara ilmu administrasi negara FISIP Unand.

Rabu, 13 Mei 2009

Surat cinta untuk pimpinan fisip Unand

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang. Kembali lagi kita haturkan puji dan syukur atas limpahan kasih dan sayangnya. Dengan kasih sayang itulah kita masih dapat berkumpul bersama untuk saling mengasihi dan menyayangi. Semoga Allah SWT tetap berkenan melimpahkan kasih dan sayangnya untuk kita semua, amiiiinnnn. Shalawat beserta salam juga tak lupa kita doakan untuk baginda nabi Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan untuk teladan bagi seluruh umat manusia. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk dapat meneladani sikap kasih dan sayangnya Rasulullah SAW dengan harapan keridho’an dari Allah SWT. Kembali kita berdo’a semoga kelak kita termasuk dalam barisan umat yang mendapat syafa’at dari beliau, amin.
Bapak Dekan Fisip unand yang terhormat, kami adalah segenap mahasiswa fisip unand yang ingin mencurahkan segenap isi hati kami yang terasa menyumbat aliran darah. Sebelumnya, bapak adalah orang tua kami di kampus tercinta ini, maka perkenankanlah kepada kami untuk memanggilmu “Ayah” dengan harapan mampu mendekatkan hati kita.
Ayahanda yang kami cintai. kami senantiasa berharap Ayah tetap dalam lindungan Allah SWT karena Dia-lah tempat pelindung yang paling baik. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah dan karunianya kepada Ayah sehingga Ayahpun senantiasa memberikan nikmat Allah tersebut kepada kami para mahasiswa-mahasiswi yang masih banyak berharap kepada Ayah.
Ayahanda yang kami sayangi. Entah mengapa ada begitu banyak hal yang terasa mengganjal dihati kami. Kami ingin sekali berbagi dengan ayah tentang semua itu. Kami percaya selaku orang tua kami, Ayah pasti akan senang mendengar curahan hati kami hingga kemudian mampu memberikan solusi terbaik kepada kami tentang gejolak dalam hati kami.
Ayah, minggu ini merupakan minggu kedua belas dalam semester ini. Ayah tahu tidak ternyata masih ada dosen yang masuk untuk memberikan kuliah baru dua kali saja selama ini. Lalu bagaimana dengan yang lain? Ternyata tidak jauh berbeda Ayah. Sampai sekarang ini masih ada juga KHS yang belum keluar karena nilai dari dosen yang terlambat. Belum lagi kesemerawutan sistem UTS yang membuat kami bingung. Ayah, apakah Ayah tega melihat proses pendidikan kami yang demikian? Ayah pasti tidak akan membiarkan pendidikan anak Ayah seperti ini bukan !?
Ayahanda yang kami kasihi. Terkadang kami ingin menangis ketika berurusan dengan pihak dekanat. Kami sedih melihat kualitas pelayanan yang diberikan olah pihak fakultas. Dalam mengurus sesuatu misalnya KHS, KRS, Transkrip, atau yang lain kami sering mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Lebih ironis lagi, Ayah tahu tidak? Untuk mengurus Transkrip kami harus menyediakan beberapa batang rokok sebagai imbalannya. Bukan masalah kami beri atau tidaknya Ayah, tapi dimanakah letak kehormatan dan etika birokrat pemberi layanannya. Kalau seperti itu apa bedanya dengan kuli angkut dipasar yang menjual jasa dan tenaganya?. Ayah, kami percaya Ayah mampu mengatasi masalah itu. Untuk itu kami masih akan menunggu gerakan penyelesaian dari Ayah.
Ayahanda yang kami rindukan. Beberapa bulan terakhir kami sering mengadakan berbagai macam kegiatan, baik itu acara jurusan, prodi, UKM, maupun NMF. Akan tetapi kami sering merasa kesepian Ayah. Sebagai anak kami ingin sekali rasanya menunjukkan kepada Ayah kalau kami telah bisa melakukan ini dan itu. Tapi sepertinya harapan itu harus kami kubur dalam-dalam Ayah. Sepertinya Ayah terlalu sibuk jika untuk meluangkan waktu bersama kami seperti dalam acara inaugurasi, pengabdian fisip, liga fisip, dan yang lainnya. Kami senantiasa bertanya kepada rumput yang bergoyang dimanakah Ayah kami sekarang? Tapi semua hanya diam Ayah, semua hanya bisu. Tinggalah Kami yang merindukan Ayah.
Ayahanda yang disayangi Allah. Kalau kami tidak salah mendengar, melihat dan merasa, setiap tahun ketika kami akan masuk kuliah kami akan diminta uang sebesar Rp.290.000,00 yang katanya dana POTMA. Yaitu dana yang akan dipakai untuk membiayai segala aktivitas dan kegiatan mahasiswa. Tapi Ayah, setiap kali kami meminta bantuan untuk kegiatan kami mengapa dana yang keluar sangat sulit. Bahkan tidak jarang mendapat ceramah tigapuluh menit tanpa dana keluar. Belum lagi tidak ada kejelasan berapa bantuan setiap lembaga mahasiswa pertahunnya. Kalau seperti itu kondisinya Ayah, mari bersama kita bubarkan saja POTMA daripada mendapat laknat dari Allah SWT. Untuk masalah itu kami menawarkan solusi Ayah. Mungkin solusi kami ini bisa dipertimbangkan dan diterapkan. Mungkin singkatnya seperti ini, kita bubarkan POTMA kemudian kita ganti dengan iuran bagi mahasiswa baru sebesar Rp.50.000,00 perorangnya. Berikan kami kepercayaan untuk mengelolanya supaya Ayah juga bisa meminta kami bertindak transparan terkait masalah dana. Kami yakin kami bisa mengelolanya dengan baik Ayah.
Ayahanda yang kami hormati. Masih terkait masalah dana, beberapa waktu yang lalu kami mengurus beasiswa. Tapi kami heran, mengapa beasiswa kami dipotong Rp.20.000,00 perorang padahal teman-teman kami dari fakultas lain mendapatkan beasiswanya secara penuh. Kami bingung mengapa demikian, kemana perginya uang sebanyak itu. Yang kami rasakan belum ada manfaatnya bagi lembaga-lembaga kami. Oleh sebab itu Ayah, mungkin akan lebih baik jika pemotongan itu dihentikan saja karena itu sudah menjadi hak kami. Ayah pasti sudah paham tentang hukum Allah tentang hal itu bukan!?.
Ayahanda yang baik hati, beberapa waktu yang lalu kami mau shalat untuk bertemu dengan Allah, tetapi kami kaget ternyata ruangan yang biasanya kami pakai untuk shalat sudah beralih fungsi. Padahal setahu kami mushala kita belum selesai dibangun sehingga belum memungkinkan untuk shalat disana. kami bingung dan heran Ayah, mengapa mushala kita tidak selesai-selesai juga dibangun padahal kami sudah tidak sabar untuk memakainya untu shalat. Satu hal lagi Ayah. Kemarin kawan kami ada yang berkunjung ke fakultas kita atas nama kelembagaan mahasiswa. Kami bingung lagi Ayah, akan kami sambut dimana kawan kami itu padahal kami tahu menyambut dan memuliakan tamu itu wajib hukumnya. Akankah kami bawa kesebuah bangunan kecil dibelakang fakultas kita itu yang kami sendiri merasa tidak nyaman untuk sekedar duduk sebentar saja disana?
Ayahanda kami dengar, mushala dan gedung kecil dibelakang fakultas itu dibangun dengan uang POTMA sebesar 350 mahasiswa X Rp.290.000,00 yang jumlahnya sekitar Rp.101.500.000,00. Tapi mengapa hasilnya seperti itu? Maaf Ayah, pemberian Ayah tersebut menunjukkan seperti apa anggapan Ayah terhadap kami. Jadi mungkin akan wajar jika pada saatnya kami akan memberikan anggapan yang sama terhadap Ayah.
Ayahanda yang kami kasihi. Inilah suara kami, suara yang menuntut perbaikan dilakukan di Fakultas kita tercinta ini. Surat ini hanya sebagai pengantar saja yang mungkin terdapat kalimat yang kurang bisa dipahami. Untuk itu supaya tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita, kami berharap Ayah beserta jajaran bersedia meluangkan waktu untuk duduk bersama kami membicarakan persoalan yang kami ceritakan tadi.
Demikian saja Ayahanda, terimakasih atas perhatiannya mohon maaf atas kesalahan ketiknya. Mudah-mudahan ini dapat membantu kita untuk membangun fakultas kita kedepannya.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
Tertanda
Anandamu yang menyayangi

Bidadari Dunia

Wanita Sholihah
"Baiti jannati" itulah untaian kata indah yang keluar dari bibir mulia Rasulullah SAW, dalam mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang sakinah mawaddah warohamah dan penuh kebahagiaan. Kebahagiaan dalam rumah tangga seorang muslim tidaklah didasari oleh harta dan kecantikan semata, walau tak dapat dipungkiri, kalau keduanya merupakan salah satu faktor penunjang. Kalau kita cermati lebih lanjut dan menghayati kehidupan rumah tangga Rasul SAW, kita akan menemukan dua faktor utama yang menyebabkan rumah beliau seperti syurga. Dua faktor tersebut adalah suami shaleh dan istri yang shalehah, kenapa??, karena keduanya orang yang paham betul bagaimana cara membahagiakan pasangan hidupnya. Suami shaleh adalah seorang suami yang selalu ingat bahwa Allah memerintahkannya agar ia mempergauli istrinya dengan baik dan ia tahu bahwa istri merupakan amanah yang dititipkan Allah kepadanya, karenanya, membahagiakan istri merupakan ibadah baginya. Demikian pula dengan istri yang shalehah, ia mengerti betul bahwa ketaatannnya kepada suami adalah perintah Rasul dan merupakan ibadah yang dijanjikan pahala oleh yang Maha Pengasih. Begitulah, suami yang shaleh dan istri shalehah apabila mereka berdua saling mencintai maka keduanya akan selalu berusaha merealisasikan cinta tersebut dengan saling membahagiakan pasangannya. Namun jika keduanya tidak saling mencintai (kayaknya nggak mungkin, ya!!??) atau salah seorang diantara keduanya tidak mencintai yang lain atau pada saat-saat kesel dan sebel, niscaya mereka tidak akan menyakiti satu sama lain. Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis lebih menitik beratkan pembahasan tentang wanita shalehah tanpa mengurangi eksistensi pria shaleh, karena pada prinsipnya mereka mempunyai tuntutan dan pahala yang sama. Allah berfirman : "Barang siapa yang mengerjakan amalan-amalan shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun". (Qs 4 : 12). Lihat juga firman Qs 9 : 71 dan Qs 33 : 35. Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada para pemuda agar mereka lebih mempriorotaskan memilih dzaatuddin (baca : wanita shalihah) untuk dijadikan pendamping hidupnya. Beliau bersabda yang artinya : "Wanita dinikahi karena empat perkara : "karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama (shalehah) niscaya engakau akan bahagia". (Muttafaqun Alaih) Wanita shalihah..... Ia merupakan sosok makhluk lembut yang menjadi idaman bagi setiap muslim yang shaleh. Karena pada dirinya terdapat perhiasan terindah di dunia ini sebagaimana disinyalir oleh Sang pembawa kabar gembira Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya : "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalehah". Lantas seperti apasih wanita shalehah itu???. Untuk mengetahui jawabannya baca aja terus, promosi nich. J Wanita shalehah adalah wanita yang benar-benar mengahambakan diri kepada Allah dan beribadah hanya kepadaNya. Ia menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar, tidak menyembah kecuali kepada Allah, tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesaji kepada Ratu Laut Selatan atau ratu-ratu lainnya, tidak kedukun, nggak make jimat dan banyak lagi perbuatan syirik yang dapat meluluh lantakan amal shaleh Allah berfirman yang artinya : "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada Nabi-nabi sebelummu : "Jika k amu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tetulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sambah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". Lebih gawat lagi Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sebagaimana termaktub dalam firmanNya yang artinya : "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa saj yang di kehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka ia telah tesesat sejauh-jauhnya".(QS 4 : 116) Wanita shalehah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya, Allah SWT menyelaraskan perintah beribadah hanya kepadanya dengan perintah berbuat baik dengan orang tua. Perhatiakan firman Allah dalam Qs Al-Israa' ayat 23-24 yang artinya : "Dan Tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka da n ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Lihat juga Qs 31 : 13-15 Wanita shalihah adalah wanita yang menjadikan shalat sebagai kebahagian tersendiri baginya, seperti yang dilalkukan oleh idolanya, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa'i dari Anas Ra : "Dan kujadikan shalat sebagai permata hatiku". Ia tidak lalai mendirikan shalat tepat pada waktunya, khusu' dalam shalat-shalatnya, gemar berpuasa dan bersedekah, sungguh- sungguh dalam do'anya antara takut dan penuh harap. Wanita shalehah..... Jilbab adalah pakaiannya, busana muslimah yang menutup rapat seluruh auratnya, pakaian yang disyariatkan oleh Sang Penguasa jagad raya kepadanya. Allah berfirman yang artinya : "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Jilbab adalah syi'ar islam, hanya jilbab yang menjadi pembeda antara muslimah dan wanita kafir di tempat umum. Wanita shalehah tahu apapun yang disyari'atkan Allah kepada manusia, tidak lain untuk kebaikan mereka. Wanita shalehah.... Dalam dirinya terkumpul kebaikan akhlak, adab baginya lebih baik dari zahab (emas), penghias bibirnya adalah zikrullah dan bacaan Al-Qur'an, pemerah pipinya adalah rasa malu, eye shadawnya gahdul bashar dan ia selalu menjaga kesuciannya sebagai aplikasi dari firman Allah yang artinya : "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudungnya kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasanya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudar-saudara leleki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (Qs 24 : 31). Ia juga menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki yang bukan muhrim, baik melalui bersalaman apalagi diraba-raba. (Iiii ngeriii).Rasul SAW bersabda yang artinya : "Sekiranya ditusukkan jarum besi ke kepala salah seorang diantara kamu, itu lebih baik dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya". (HR At-Thabroni dan Baihaqi dari mi'qol bin yasaar) Wanita shalehah adalah wanita yang terdidik dengan tarbiyah islamiyah, terus memperdalam ilmu syar'i, aktif dalam kegiatan dakwah beramar makruf nahi mungkar. Wanita shalehah..... Ia senantisa berusaha menghindari ikhtilat, berkhalwat, apalagi pacaran. Pacaran? makhluk apaan tuh???.... Tidak la yau. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ""Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) kecuali yang ketiganya adalah setan".(Hr Tirmizi) Wanita shalehah.... Hari-hari libur dari ritualnya ia ganti dengan dangan hal-hal yang bermanfaat, membaca buku-buku islam, mendengar kaset-kaset ceramah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya. Pendeknya, wanita shalehah adalah sosok wanita yang taat melaksanakan perintah Allah, sungguh-sungguh terhadap kewajiban dan hirs terhadap nawafil, sehingga ia dapat menggapai cintaNya sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsy yang dirwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abi Hurairah yang artinya : "Rasul bersabda : "Allah berfirman : "Barang siapa yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telah mengizinkan agar ia diperangi, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih dari yang Aku wajibkan, dan hambaku itu selalu mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah pendengaranya yang ia gunakan untuk m endengar dan pengelihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan, apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia meminta perlindungan niscaya Aku lindungi (Hr Bukhary) Dan meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makhruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, tidak, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : "Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat". Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya tersebut dan bersegera menuju ampunan Allah sebagaimana termaktub dalam firmanNya yang artinya : "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapalagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (Qs 3 : 135). Seluruh hari-harinya adalah ibadah, praktis dari bangun tidur sampai tidur lagi dipenuhi dengan ibadah, no time withouth ibadah begitulah mottonya. Maka jadilah ia seorang muslimah yang berakidah bener, ibadah seeur, akhlak bageur, berbadan seger dan otaknya pun pinter. So pemuda muslim akan ngiler, trus ngincer untuk selanjut nguber. Nah lho..... Wanita shalehah.... Ketika di khitbah oleh seorang muslim yang shaleh dan multazim, ia tidak menolaknya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : "Jika datang kepadamu (mengkhitbah) orang yang kamu ridha dien dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia, bila tidak, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar". Ia memprioritaskan dua syarat dien dan akhlak, namun tidak terlalu ghulu (berlebihan) dalam menyaring dan menentukan pilihan, sebab ia tahu tidak ada orang zaman sekarang yang imannya setaraf dengan Abu Bakar atau Umar. Cukuplah baginya pemuda yang shaleh dan multazim, itulah yang ia nantikan. Suami..., ah gadis mana yang tidak mengenangkan suami, pendamping dan pasangan hidup, yang akan memberikan kebahagiaan dan keceriaan? Rasanya semua gadis mengimpikannya. Akan dinantinya saat-saat kedatangan sang pujaan hati dengan debar bahagia di dada, dengan rona memerah dipipi, terlambunglah angan dan teruntailah harapan : "Akankah kumiliki suami idaman nan shaleh?, suami yang dapat dijadikan tempat berbagi, tempat belajar, tempat mencurahkan isi hati , tempat bermanja, juga tempat menyerahkan ketaatan agar tercapai ridha Ilahi, suami yang menjadi qowam yang dapat menggandeng tangan pasangannya menuju syurga Allah, suami yang menjadi teladan, suami yang menjadi pendidik, suami yang menjadi kecintaan, aah pantas kiranya tak boleh sembar angan memilih suami...... Wanita shalehah..... Saat memasuki jenjang pernikahan, terbetik azam dalam hatinya, untuk mengoptimalkan diri dalam mencurahkan ketaatan kepada suaminya, terngiang di telinganya nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernihkahan sang putri tercinta : "Wahai putriku tersayang... Sesungguhnya nasehat ini jika ditinggalkan karena keagungan adab maka kutinggalkan ia untukmu. Nasehat ini merupakan peringatan bagi orang yang lalai (lupa) dan petunjuk bagi yang berakal, jika seorang wanita tidak butuh terhadap pernikahan, niscaya kedua orang tuanya lebih tidak membutuhkannya, akan tetapi keduanya sangat membutuhkannya, karena wanita diciptakan untuka lelaki dan laki-laki diciptakan untuk wanita. Putriku sayang... kini engkau akan berpisah dari udara dan dunia remaja yang akupun telah melaluinya. Kini engkau akan menjalani hidup baru yang juga pernah kujalani, menuju kehidupan yang belum engkau ketahui dan teman yang belum engkau pahami, dia akan menjadi raja dan pelindung bagimu. Jadilah engkau budaknya, niscaya dia akan menjadi budak yang dekat denganmu, ingat dan peliharalah sepuluh point yang akan menjadi modal dan simpanan bagimu. Yang pertama dan kedua adalah : Tunduk berkhidmat kepadanya disertai dengan qona'ah. Memperhatikan ucapannya disertai dengan to'ah (taat). Yang ketiga dan ke empat : menjaga persaan mata dan hidungnya, jangan sampai matanya melihat sesuatu yang jelek darimu dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi. Adapun yang kelima dan enam : perhatikanlah watu makan dan tidurnya, karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah. Yang ke tujuh dan delapan : menjaga hartanya serta menaruh hormat terhadap keluarganya, aturlah hartanya dengan baik dan pergauilah keluarganya sebaik mungkin. Dan yang ke sembilan dan sepuluh : jangan engkau maksiat dan menentangnya, jangan pula engkau beberkan rahasianya, bila engkau menentangnya maka engkau telah mengobarkan kemarahannya dan jika engkau membeberkan rahasianya niscaya engkau tidak akan merasa aman akan kepergiannya. Kemudian jangan sampai engkau menampakkan kegembiraan jika ia sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila ia sedang gembira. Wanita shalehah..... Ia tahu bahwa kehidupan rumah tangga tidak melulu berjalan mulus, berbentangkan permadani. Kehidupan rumah tangga tak ubahnya sebuah kapal yang berlayar di tengah samudra, terkadang tenang dengan ombak dan riak-riak kecil, namun dilain waktu angin kencang melanda, badai menghantam, ombak bergulung seakan ingin menenggelamkan kapal dan seluruh isinya. Saat seperti itulah peranan suami istri teruji, jika mereka kompak, bahu-membahu dengan saling pengertian, InsyaAllah biduk akan selamat sampai ketepian. Wanita shalehah..... Ia menjadi sesuatu yang paling berharga bagi suaminya setelah ketakwaannya kepada Allah, bila dipandang oleh sang suami menimbulkan rasa bahagia dihati. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits yang artinya : "tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang muslim setelah takwa kepada Allah dan lebih baik baginya selain dari istri yang shalehah, apabila ia memerintahnya dia akan mentaatinya, jika ia melihat kepadanya dia membahagiakannya, jika bersumpah kepadanya dia menepatinya dan bila ia tidak berada di dekatnya dia menjaga dirinya juga harta suaminya". (HR Ibnu Majah). Ia tidak memasukkan lelaki kerumahnya tanpa seizin sang suami dan selalu menjaga harga diri dan kepercayaan suaminya. Allah berfirman yang artinya : "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan kerena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (Qs 4 : 34). Ia selalu ridha dengan apa yang diberikan suami, betapapun kecilnya pemberian itu dan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak tergapai oleh penghasilan sang suami. Wanita shalehah..... Ia sabar saat-saat sang suami meninggalkannnya untuk menuntut ilmu, mencari rizki, atau kepentingan dakwah dan menyambut kepulangan suami dengan senyum mengembang dan wajah ceria. Wanita shalehah..... Apabila suaminya dilanda futur, semangatnya mengendur, ia tampil menegur "Mas kok loyyo", memberikan motivasi dan mengobarkan semangat juangnya. Wanita shalehah..... Ia selalu melahirkan generasi robbani, mengenalkan putra-putrinya kepada Allah sejak dini, bahkan sebelum sang anak itu terlahir kedunia. Mengasuhnya dengan sabar dan penuh keibuan, mendidiknya dengan pendidikan islami, mengajari Sunnah-sunnah Nabi, akhlakul karimah dan lain sebagainya. Ibu adalah madrasatul Ula bagi putra-putrinya. Dengan demikian ia akan menjadi mar'ah shalehah, zaujah muti'ah dan ummu madrasah. Singkatnya, wanita shalehah adalah gambaran sosok hamba Allah, pengikut Rasul, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang baik dan menjadi uswah hasanah bagi orang lain. Indah nian alunan nasyid yang berbunyi : "Sungguh indah permata dunia, intan mutu manikam, emas dan berlian yang memikat hati. Namun tiada seindah bunga wanita shalehah harapan agama....... Demikianlah beberapa sifat dan karakter wanita shalehah yang kudambakan, dan juga oleh setiap pemuda muslim yang berakal sehat.
Akankah aku mendapatkannya?......

Senin, 11 Mei 2009

Teori Administrasi Negara

TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
Oleh: Supriyadi

Pendefinisian mengenai teori telah disampaikan oleh beberapa ahli. Salah satunya menurut Kerlinger, ia menyatakan bahwa teori adalah serangkaian konstruk atau konsep yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan focus yang merinci hubungan antar variable, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala tersebut. Sementara itu, menurut Moh. Nazir ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk mengenal teori, yaitu; a. teori merupakan seperangkat proposisiyang terdiri dari konsep yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam seperangkat proposisi tersebut. b. teori menjelaskan hubungan antar variable atau antar konsep sehingga pandangan terhadap suatu fenomena dapat diterangkan oleh variable dengan jelas.
Fungsi teori menurut Walter L. Wallace yaitu : 1). Menjelaskan generalisasi empiris yang telah diketahui, yakni meringkaskan masa lalu suatu ilmu. 2). Meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui, yakni mengarahkan masa depan suatu ilmu. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori adalah pernyataan atau konsep yang telah diuji kebenarannya melalui riset.
Berkaitan dengan masalah Administrasi, Herbert A. Simon mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Selanjutnya menurut Syafi’ie Publik adalah sejumlah manusia yang mempunyai kesamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik.
Pemikiran tentang administrasi dan manajemen selalu diawali oleh hasil pemikiran Henry Fayol dan Frederick W. Taylor. Tiga hal yang dikemukakan oleh Fayol terkait administrasi dan manajemen adalah aktivitas organisasi, fungsi atau tugas pimpinan, dan prinsip-prinsip administrasi atau manajemen.

Fayol mengemukakan sebanyak 14 prinsip administrasi yaitu sebagai berikut :
1. Pembagian pekerjaan, spesialisasi ini dapat meningkatkan hasil yang membuat tenaga kerja lebih efisien.
2. Wewenang, wewenang akan membuat mereka melakukan sesuatu dengan baik.
3. Disiplin, tenaga kerja harus melaksanakan aturan yang ditentukan organisasi.
4. Kesatuan komando, setiap tenaga kerja hanya menerima perintah dari yang berkuasa.
5. Kesatuan arah, aktivitas organisasi yang setujuan dapat diperintah oleh manajer menggunakan satu rencana
6. Mengalahkan kepentingan individu untuk kepentingan bersama
7. Pemberian upah terhadap pekerja harus sesuai dengan pelayanan mereka
8. Pemusatan, berhubungan pada keterlibatan dalam pengambilan keputusan
9. Rentang kendali, garis wewenang dari manajemen puncak pada tingkatan dibawahnya merepresentasikan rantai scalar
10. Tata tertib, orang dan bahan-bahan dapat ditempatkan dalam hal yang tepat dan dalam waktu yang tepat
11. Keadilan, manajer dapat berbuat baik dan terbuka pada bawahannya
12. Stabilitas pada jabatan personal,
13. Inisiatif, tenaga kerja yang menyertai untuk memulai dan membawa rencana yang akan menggunakan upaya pada tingkat tinggi
14. Rasa persatuan, kekuatan promosi tim akan tercipta dari keharmonisan dan kesatuan dalam organisasi.

Sementara Herbert Simon membagi empat prinsip administrasi yang lebih umum, yaitu :
1. efisiensi administrasi dapat ditingkatkan melalui spesialisasi tugas
2. efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan anggota kelompok didalam suatu hirarki yang pasti
3. efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi jarak pengawasan pada setiap sector dalam organisasi
4. efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan mengelompokkan pekerjaan.

Teori administrasi telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya William L. Morrow, Stephen P. Robbins, K. Bailey, dan Herbert A. Simon.
Menurut William teori administrasi adalah sebagai berikut:
1. teori deskriptif, yaitu teori yang menggambarkan sesuatu yang nyata terjadi dalam organisasi dan memberikan postulat mengenai factor yang mendorong orang berperilaku.
2. teori perspektif, teori yang menggambarkan perubahan-perubahan dalam arah kebijakan public dengan mengeksploitasi birokrasi.
3. teori normative, teori yang mempersoalkan masalah peranan birokrasi. Apakah peranan tersebut dipandang dalam pengembangan kebijakan dan pembangunan politik,atau peranan birokrasi seharusnya dimantapkan, diperluas atau dibatasi.
4. teori asumtif, yakni teori yang memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk memperbaiki praktik administrasi.
5. teori instrumental, adalah teori yang bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara untuk memperbaiki teknik manajemen dengan menekankan alat, teknik, dan peluang sehingga dapat dibuat sasaran kebijakan secara lebih realistis.

Teori administrasi menurut Stephen yaitu sebagai berikut:
1. teori hubungan manusia, teori ini awalnya dirintis oleh Elton Mayo untuk menguji hubungan antara produktivitas dengan lingkungan fisik.
2. teori pengambilan keputusan, teori ini berasumsi bahwa yang menjadi inti administrasi adalah pengambilan keputusan.
3. teori perilaku, teori ini memahami akan pentingnya factor perilaku manusia sebagai alat utama dalam upaya mencapai tujuan.
4. teori system, teori yang memandang organisasi sebagai suatu system yang menampilkan karakteristik sebagai penerima masukan, pengolah, dan penghasil kebijakan.
5. teori kontingensi, teori ini diangkat untuk mencari beberapa karakteristik umum yang melekat pada situasi-aituasi tertentu yang memungkinkan melakukan kualifikasi pada situasi khusus.

Teori administrasi menurut K. Bailey yaitu sebagai berikut:
1. teori deskriptif, teori yang mendeskriptifkan struktur bertingkat dan berbagai hubungan dengan lingkungan kerjanya.
2. teori normatif, teori yang mengutamakan nilai-nilai pada penyelenggara administrasi.
3. teori asumtif, yakni teori yang memahami realitas seorang administrator.
4. teori instrument, yaitu peningkatan teknik-teknik manajerial dalam rangka efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan public.

Sementara itu Herbert Simon mengatakan bahwa teori administrasi pada hakekatnya menyangkut batas-batas aspek perilaku manusia yang rasional dan yang tidak rasional. Teori ini menurutnya juga merupakan teori rasionalitas yang diharapkan dan terbatas teori mengenai perilaku manusia yang mementingkan kepuasan karena ia tak memiliki kecerdasan untuk berusaha mencapai titik maksimum.
Jadi dapat dikatakan bahwa teori administrasi public adalah serangkaian konsep yang berhubungan dengan kepublikan yang telah diuji kebenarannya melalui riset, untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

Pengelolaan SDM

Jika kita menjadi manajer ,dan kita merekrut orang –orang yang berkompeten , apakah kita akan membiarkan mereka bekerja sesuai dengan caranya ?
Apakah organisasi formal dapat diidentikkan dengan system komunikasi ?
Bagan organisasi yang baik
Tindakan apa yang kita akan lakukan dalam rencana kerja kita jika kita diangkat menjadi seorang manajer?


Merekut SDM Berdasarkan Kompetensi

SDM & Keunggulan KompetitifSumber daya perusahaan terdiri dari aset tangible, maupun aset intangible seperti kemampuan organisasi, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan pengetahuan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber dari pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Kemampuannya ini terus diasah oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan perusahaan terus mengembangkan keahliannya sebagai pilar perusahaan agar selalu memiliki kunggulan kompetitif.Setiap langkah perusahaan untuk mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak dipertahankan menjadi competitive advantage secara terus menerus. Tetapi sebaliknya, SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, ketrampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru begitu saja oleh perusahaan lain. Tak ayal dalam lingkup industri tertentu yang lukratif dan kompetitif akan diwarnai bajak-membajak SDM untuk memacu keunggulan kompetitif perusahaan. Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu faktor pendukung kesuksesan perusahaan sangat disadari oleh para pimpinan puncak oragnisasi. Sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan pengembangan berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas stock pengetahuan melalui pelatihan kepada SDM atau merangsang SDM-nya agar learning by doing dalam sebuah semangat yang termaktub dalam learning organization.Membangun kemampuan SDM yang didasari oleh kapasitas perusahaan untuk mempertahankan karyawan, merupakan langkah awal dalam penciptaan aset SDM startegis. Penciptaan aset SDM strategis tersebut tergantung pada proses organisasi untuk mencetak SDM yang kompeten serta tergantung kemampuan perusahaan untuk merekrut individu-individu terbaik.Pengelolaan SDM Berbasis KompetensiTerdapat berbagai macam definisi kompetensi. Tetapi definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah sejumlahkarakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.Terdapat bermacam-macam pendekatan mengenai model kompetensi. Salah satunya Competency-based HRM (manajemen SDM berdasarkan kompetensi). Intinya perilaku karyawan yang paling bagus kinerjanya dijadikan tolok ukur. Perilaku ini menjadi patokan baku yang menggerakkan program SDM untuk mengembangkan gugus kerja yang lebih efektif. Kompetensi ini diintegrasikan dalam sistem SDM. Standar perilaku dari karyawan yang paling bagus kinerjanya dan terbukti mendukung strategi perusahaan menjadi dasar untuk kebijakan pengelolaan SDM, seperti rekrutmen, seleksi, imbalan, manajemen kinerja, promosi, dan pengembangan. Melalui cara ini berarti telah dikaitkan antara strategi dan manajemen SDM dengan strategi dan manajemen korporat.Pendekatan model kompetensi lainnya adalah pendekatan organizational yang berarti model kompetensi ditekankan dalam organisasi dengan tipe organisasi tertentu. Dalam organisasi yang masih menjunjung tinggi hirarki, kompetensi individu tidak dapat direalisasikan tanpa adanya faktor-faktor tertentu yang harus diperbaiki. Dengan kata lain, elemen-elemen dari pendekatan ini mencakup kompetensi individu terkini dan potensial berkaitan dengan kapasitas kognitif, memberi nilai tinggi pada pekerjaan, dan juga mempunyai kepribadian yang selaras dengan budaya perusahaan.Sedangkan dalam learning organization yang penuh dengan kedinamisan, setiap individu harus mempunyai karakteristik yang menjaga tumbuhnya peluang-peluang baru, gaya kepemimpinan oleh pemimpin yang melayani komunitas-nya, belajar melalui kinerja dan praktek, serta tidak memisahkan proses dengan isinya. Terciptanya hubungan perusahaan yang alami dengan pemasok, pelanggan, dan karyawan merupakan keunggulan kompetitif tersendiri. Praktek-praktek manajemen SDM harus dilihat tidak hanya sebagai prosedur administratif untuk mengatur aliran SDM, tetapi juga sebagai pola perilaku yang membantu kemampuan SDM.Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawan merupakan konsep kualitatif yang mendukung berkembangnya kemampuan SDM. Perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang berkinerja bagus dan memudahkan karyawan yang performansinya biasa-biasa saja untuk memperbaiki diri sendiri. Di samping itu, usaha mempertahankan karyawan dapat dilakukan melalui rewarding systems, job security, pengembangan pelatihan dan karir, pemberdayaan dan memupuk sense of belonging. Strategi perusahaan jangka panjang mengenai SDM, didasari oleh pemikiran bahwa kemampuan perusahaan dan kemampuan SDM memberikan arah dasar bagi strategi perusahaan. Kompetensi SDM yang terintegrasi dengan core competencies perusahaan merupakan sumber dari value perusahaan. Perusahaan juga harus mengaktifkan stok pengetahuan dan pembelajaran kolektif yang memudahkannya untuk memberikan core products/services yang utama melalui SDM.Penyampaian core services atau activities itu pada dasarnya tergantung pada pengetahuan yang terletak pada SDM perusahaan, sehingga kompetensi SDM memudahkan realisasi nilai strategis dari core competencies. Kompetensi SDM-lah yang mengembangkan end produts seperti model portfolio strategi, program manajemen kualitas, dan sebagainya. Dengan cara ini, core competencies perusahaan dioperasikan dan menjadi nyata dalam kompetensi SDM. Hasil akhir dari CBHRM ini memberikan pengaruh yang cukup besar bagi SDM dan perusahaan. Diperlukan suatu sistem dengan integritas tinggi untuk menciptakan dan mengembangkan riset, desain, dan implementasi yang baik dan ini merupakan tugas moral dan etis para praktisi dan profesional SDM. CBHRM ini juga meningkatkan hubungan industrial yang harmonis karena adanya CBHRM merupakan penghubung SDM dengan perusahaan (dan strateginya).


Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini. Ambil contoh misalnya George R. Terry. Dia menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Actuating (Penggerakkan)d. Controlling (Pengawasan).

Sedangkan Harold Koontz dan Cyril O’Donnel membagi fungsi manajemen menjadi:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Staffing (Penyusunan Pegawai)d. Directing (Pembinaan Kerja)e. Controlling (Pengawasan).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Henry Fayol mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Commanding (Pemberian Komando)d. Coordinating (Pengkoordinasian)e. Controlling (Pengawasan).

Ahli lain yang bernama Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry Fayol dengan Forecasting (Peramalan), sehingga urutannya menjadi:a. Forecasting (Peramalan)b. Planning (Perencanaan)c. Organizing (Pengorganisasian)d. Commanding (Pemberian Komando)e. Coordinating (Pengkoordinasian)f. Controlling (Pengawasan).

Selanjutnya Luther Gullick membagi fungsi manajemen menjadi:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Staffing (Penyusunan Pegawai)d. Directing (Pembinaan Kerja)e. Coordinating (Pengkoordinasian)f. Reporting (Pelaporan)g. Budgeting (Anggaran).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Anda akan mempelajari uraian singkat tentang fungsi manajemen yang paling banyak digunakan.Perencanaan (Planning) ialah fungsi manajemen yang harus bisa menjawab rumus SWIH. WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukan apa, WHEN (kapan) melakukan apa, WHERE (dimana) melakukan apa, WHO (siapa) yang melakukan apa, HOW (bagaimana) cara melakukan apa, Pengorganisasian (Organizing) ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa. Penggerakkan (actuating) yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.
Disamping itu, Forecasting (Peramalan) sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Forecasting ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.Selanjutnya, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana sebuah kesebelasan sepak bola mengorganisir pelatih dan para pemainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan yaitu menciptakan gol? Tentunya pernah bukan? Atau bahkan Anda sendiri termasuk pemain atau pelaku dalam suatu pertandingan.Coba Anda perhatikan gambar berikut ini!




Dalam bidang ekonomi, penerapan prinsip dan fungsi manajemen semakin terasa. Misalnya di perusahaan konveksi yang menghasilkan pakaian jadi. Di perusahaan tersebut terlebih dahulu ditetapkan jenis pakaian apa yang akan dihasilkan. Kemudian ada pembagian tugas untuk mengukur, membuat pola, memotong bahan, menjahit, mengobras dan lain-lain. Akan tetapi walaupun tugasnya berbeda-beda, namun tujuan akhirnya sama, yaitu jenis pakaian yang telah direncanakan semula. Disinilah perlunya kerjasama antar karyawan dan dibimbing oleh pimpinan. Jika tidak, maka semua yang menjadi kerabat kerja akan merugi, begitu pula pimpinan dan perusahaan pada umumnya.

Dari penjelasan dan gambaran tentang fungsi manajemen di atas, bisakah Anda mencoba menyusun perencanaan dengan terlebih dahulu melakukan peramalan ( forecasting)? Coba Anda ikuti langkah berikut dan jawablah pertanyaannya!

1.
Apakah Anda punya cita-cita? Saya yakin Anda memiliki cita-cita yang bagus, sebutkan! Anggaplah cita-cita Anda sebagai tujuan!
2.
Pernahkah Anda mempertimbangkan baik buruk dan kemungkinankemungkinan tentang cita-cita Anda? Cobalah Anda pikirkan! Ini merupakan peramalan ( forecasting).
3.
Lalu apa ( What) yang Anda persiapkan untuk mencapai cita-cita tersebut?
4.
Mengapa ( Why) Anda memilih cita-cita tersebut?
5.
Kapan ( When) kira-kira cita-cita tersebut bisa Anda raih?
6.
Dimana ( Where) cita-cita Anda tersebut bisa diraih?
7.
Siapa ( Who) saja orang-orang yang bisa bekerja sama untuk membantumewujudkan cita-cita Anda?
8.
Bagaimana ( How) cara Anda mewujudkan cita-cita tersebut?

Bila Anda telah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, berarti Anda telah mampu menyusun sebuah perencanaan. Bagaimana merencanakan suatu kegiatan usaha dalam suatu organisasi/instansi? Pada dasarnya langkahlangkahnya sama, tinggal apa tujuannya

Definisi Manajemen

Manajemen, menurut suatu penelitian merupakan salah satu suku kata yang paling populer dewasa ini. Dari anak kecil sampai kakek nenek, dari pelaksana sampai direktur, dari ketua RT sampai presiden, dari yang berpendidikan sekedarnya sampai profesor masih mengatakannya, tentu saja dengan persepsinya masing masing. Kata ini sangat mudah dan merdu sekali untuk diucapkan sebagai retorika, tetapi untuk memahami dan menerapkan ternyata merupakan tantangan yang sangat berat.
Manajemen menurut arti katanya adalah metode atau teknik untuk mengelola (mengatur) berbagai sumber daya supaya menjadi optimal untuk menghasilkan produk (barang, jasa, tujuan) tertentu. Makanya dalam teori manajemen, kita selalu bertemu dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Selain itu Manajemen dalam pengertian yang berbeda berarti suatu badan yang mengelola (mengatur) suatu kegiatan apakah bisnis, pemerintahan, industri, keuangan, dan lain lain. Dalam pengertian ini manajemen adalah sekelompok individu orang dengan apa yang ada padanya (jabatan, kapasitas, pendidikan, pengalaman, keahlian, dan keahlian) dan yang telah diberi otoritas tertentu. Titik singgung dari dua pengetian manajemen tersebut di atas terletak pada kata ?Mengatur,? kata inilah yang banyak menjadi Fokus Utama dari kita. Pemahaman mengenal persepsi kata ?Mengatur? inilah yang akan menentukan apakah manajemen sebagai Teknik dan Badan akan berjalan efektif atau tidak, apakah menjadikan sesuatu lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Dalam setiap proses manajemen akan selalu melibatkan berbagai aspek, biasanya dituliskan dalam bentuk 5M yaitu Man, Money, Material, Methods, dan Machine. Lima aspek inilah yang tiap saat harus dikendalikan sehingga mencapai optimal, apakah dalam hal manfaat maupun keuntungan. Untuk itu persepsi kata ?mengatur? haruslah dimaknai positif menuju ke arah kebaikan. Pengelola manajemen adalah manusia dengan berbagai perangkatnya, berhasil atau tidak kembali ditentukan oleh niat dan usahanya. Oleh karena praktek manajemen harus dikelola dengan menyerap aspirasi serta budaya yang berkembang pada lokasi manajemen. Dari suatu negara ke negara lain, dari suatu daerah ke daerah lain, atau dari suatu perusahaan ke perusahaan lain sedikit bervariasi. Tidak bisa kita lakukan praktek manajemen secara textbook thinking untuk menghasilkan kinerja yang sama, karena dalam beberapa hal ternyata praktek manajemen cenderung kepada sesuatu yang bersifat seni (Art). Pola pikir dan perilaku manusia yang cenderung mekanistik membuat sulit mengembangkan praktek manajemen yang cocok, akhirnya kadang memaksakan diri untuk mengadopsi suatu praktek manajemen dari tempat lain. Untuk yang pernah mempelajari praktek manajemen dari barat maka kiblat inilah yang selalu dipakai sebagai referensi, jika tidak berhasil lalu menyalahkan pada sistem dan budaya lokal yang tidak mendukung. Padahal mungkin yang terjadi adalah salah dalam ?melihat dan membaca? obyek manajemen. Secara teoritis tidak dijumpai kesalahan pada teori manajemen, apalagi jika pernah membaca teori manajemen dari Peter Drucker, seorang Guru Manajemen paling terkenal saat ini. Orientasi manajemen yang paling pokok adalah pada efektivitas hasil dari proses manajemen, untuk itu metode yang dipakai dapat sedikit bervariasi tergantung pada obyek manajemen, yang penting tidak terlalu melenceng jauh dari teori. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah metode manajemen yang cocok dengan lingkungan kita, masyarakat Indonesia. Yang pertama harus ?dilihat dan dibaca? adalah bagaimana kultur dan perilaku masyarakat kita secara umum. Masyarakat kita biasanya kurang disiplin, tidak berani, tidak mandiri, malas belajar, dan cenderung menolak (resisten) terhadap ide ide baru. Oleh karena itu manajemen harus bisa melihat dan membalik kelemahan ini menjadi suatu kekuatan dahsyat. Syaratnya cukup sederhana yaitu ?Berpikir Jernih dan Mau Mengalah, gunakan lebih banyak Telinga (mendengar) ketimbang Mulut (berbicara).? Syarat tersebut akan kembali terkait dengan persepsi terhadap kata ?mengatur? karena Manajemen Juga Manusia. Jika kata ?Mengatur? lebih cenderung kepada pengertian ?Kekuasaan? maka yang terjadi adalah penggunaan manajemen untuk berbuat sekehendak hatinya, apakah manajemen efektif atau tidak itu urusan ke seratus, yang penting bisa mengatur atau memerintah seenaknya. Yang dilakukan pertama kali oleh manajemen model ini adalah penonjolan Arogansi ketimbang Performansi. Pada akhirnya manajemen seperti ini akan cenderung digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi atau kelompok. Di dalam pemerintahan kita kenal istilah Pangreh Praja, atau birokrasi. Karena sifatnya adalah Pangreh maka pelayanan terbaik adalah mustahil karena sifatnya lebih ke kekuasaan, mosok Penguasa harus melayani. Itulah yang kita lihat pada birokrasi pemerintah kita, sejak dari Kelurahan sampai di Pusat. Motto yang dipakai adalah ?jika bisa dipersulit kenapa mesti dipermudah.? Makanya segala urusan menjadi berbelit belit dan tidak efisien, setiap program negara selalu gagal oleh birokrasi sehingga rakyat menjadi menderita. Akibatnya rakyat membenci pejabat pemda, polisi, jaksa, hakim, pejabat Pertamina, pejabat Bulog, anggota DPR, menteri, bahkan sampai presiden. Di sini Manajemen bukannya menghasilkan berbagai Solusi melainkan malah menjadi Trouble Maker (sumber masalah). Lalu apa sebenarnya praktek manajemen yang lebih sesuai dan efektif? Kalau kata ?Mengatur? kita persepsikan dengan ?Melayani? mungkin hasilnya akan lebih baik. Karena di sini manajemen berfungsi sebagai sarana (server) untuk terjalinnya praktek dan proses manajemen. Kalau kita jadi pelayan biasanya akan berbuat maksimal dan sebaik mungkin supaya yang dilayani merasa puas. Tolok ukur keberhasilan yang dicapai selain pada kualitas produk juga kepuasaan obyek manajemen. Di sini manajemen akan selalu bekerja keras dari detik ke detik untuk menghasilkan yang terbaik yaitu berbagai solusi dan terobosan brilian yang positif di bidangnya masing masing. Dalam pemerintahan kita kenal istilah Pamong Praja, artinya secara filosofi adalah pengurus wilayah dan warga. Dalam konsep ini aparat pemerintah adalah Pelayan Rakyat dan Instrumen Negara yang berfungsi untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang. Oleh karena memposisikan diri sebagai pelayan maka aparat akan bekerja keras supaya rakyat menjadi puas, karena paham bahwa yang menggaji mereka adalah rakyat. Konsep ini sangat sederhana serta mudah untuk dilaksanakan, tetapi sangat berat untuk dipraktekkan oleh personil yang berada di posisi manajemen pemerintahan, biasanya hanya karena alasan Gengsi dan Arogansi. Jika rajin membaca koran ternyata masih dapat kita temukan aparat (manajemen) pemerintah yang dapat berperilaku sebagai pamong, contohnya adalah Bupati Bantul (Yogya) dan Jembrana (Bali). Di kabupaten ini bupatinya bisa berperilaku sebagai pamong rakyat, setelah jadi bupati maka yang dilakukan dengan kekuasaannya adalah mengabdil rakyat dalam bentuk meningkatkan kesejahteraan. Pertama yang dilakukan adalah tidak mau menggunakan fasilitas yang berlebihan, beliau berdua tidak mau naik mobil dinas baru yang harganya setengah milyar rupiah tapi cukup mobil biasa saja, yang penting bisa jalan sampai ke semua wilayah teritorialnya. Setelah itu yang dilakukan adalah meningkatkan investasi di wilayahnya supaya penduduk bisa be.kerja. Tanah milik kabupaten disewakan gratis kepada investor, bupati Bantul bahkan bersedia mengelap sepatu para investor yang mau menanamkan modal di wilayahnya. Produk pertanian dikoordinasikan pemasarannya supaya tidak dipermainkan tengkulak. Kredit usaha kecil dialirkan ke pasar pasar supaya pedagang tidak terlilit rentenir. Anggaran pendidikan mencapai 40% dari APBD sehingga anak anak dapat bersekolah gratis. Supaya gurunya serius mengajar diberi insetif keuangan yang tinggi. Rumah sakit disubsidi supaya rakyat membayar murah untuk pelayanan kesehatan. Jalan jalan mulus dibangun sampai pelosok supaya ekonomi berjalan lancar. Kenapa di kabupaten ini bisa dan kabupaten lain tidak? Padahal APBD Bantul dan Jembrana relatif kecil jika dibandingkan dengan Cilegon misalnya. Manajemen Pamong adalah praktek manajemen yang mengedepankan empati dan pengorbanan serta tujuan mulia, sehingga hasilnya adalah efektivitas maksimal. Perusahaan sebagai suatu organisasi dapat juga menerapkan manajemen pamong seperti pada konsep Pamong Praja. Karakter dari obyek manajemen (khususnya manusia) menjadi fokus utama, prosedur hanya alat (tool) saja. Kalau anak buah dapat bekerja efektif dengan kata pupan dan senyuman, lakukanlah saja, gratis tidak perlu keluar uang. Memangnya kalau bos marah-marah terus pekerjaan dijamin lancar terus? Kalau anak buah perlu alat, sediakanlah saja, jangan meminta mereka mengerjakan sesuatu dengan alat seadanya tapi hasilnya minta bagus. Supaya proses industri berjalan bagus tugas manajemenlah menyiapkan material dan mesin yang bagus, oleh karena itu manajemen harus bekerja sangat keras dan memeras otak tiap detiknya. Dengarkanlah aspirasi mereka dan buatlah solusi secepatnya, janganlah malah terus menambah beban mereka menjadi lebih berat. Jika bertemu anak buah di lapangan atau di tempat kerja selalu katakan ?Apakah ada hambatan masalah dalam pekerjaan, apa yang bisa saya bantu?? Kata kata itu menunjukkan bahwa kita sebagai manajemen juga mau bekerja menyelesaikan masalah. Janganlah katakan ?Kapan bisa selesai pekerjaan ini, mengerjakan seperti ini saja ?tidak becus,? pokoknya saya tidak mau tahu.? Kalau kata kata itu yang keluar berarti kita sebagai manajemen hanya mau enaknya sendiri. Apa kira kira jawaban anak buah dalam hatinya ?Ngladeni Sire!!!? Yang akan terjadi adalah disintegrasi manajemen, siji ngalor siji ngidul, tidak sinergi, hasilnya dipastikan tidak optimal. Bekerja dalam era modern haruslah makin ringan secara fisik tapi hasil kerja dan pendapatan keuangan semakin bagus. Dalam manajemen pamong berlaku pepatah, kalau meniadi pemimpin ikan, jadilah ikan juga dan mau ikut hidup di air, supaya komunikasi dapat selalu dimengerti dua belah pihak serta hubungan personal menjadi sangat erat dan menyatu. Secara struktural seperti hubungan antara orangtua dan anak, orangtualah yang ngemong anak bukan sebaliknya. Pemimpin manajemen tinggilah yang bekerja paling keras dibandingkan manajemen di bawahnya. Jika pemimpin manajemen dapat memberikan Visi, Inspirasi, dan Spirit yang jelas serta positif maka anak buah akan bersedia secara ikhlas ?jungkir balik? untuk mewujudkan hasil terbaik, contohnya nabi kita Muhammad SAW. Beliaulah yang telah memberi kita contoh tentang manajemen pamong, tinggal kita tiru saja, dijamin menyenangkan dan tidak sulit serta hasilnya maksimal. Siapa mau mencoba??? Cobalah dari hal kecil, cobalah dari diri sendiri, cobalah saat ini juga supaya cepat melihat hasilnya. Hasilnya adalah kemakmuran dan keadilan yang dapat kita rasakan secara nyata.***

Contoh Strategi Manajemen (salah Satu jawaban nomor 4 )

Hal Pertama yang Dilakukan, Curi SDM!
Bagaimana Anda melakukan transisi perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menjadi sebuah perusahaan yang benar-benar global?
-- Rich Rosier, Bedford, Massachusetts.
Anda mulai berharap bahwa tim Anda mulai bersemangat dengan ide perusahaan akan menjadi global. Bagi suatu perusahaan untuk meluncurkan ekspansi geografis yang luas --atau untuk meluncurkan perusahaan baru dari sesuatu yang lama- - visi dan energinya mesti berasal dari orang yang berpengaruh, dan energinya mesti benar-benar besar.
Bukan berarti bahwa perusahaan dengan sengaja tidak tumbuh secara organik. Namun, setiap perusahaan baru membutuhkan banyak uang dan perhatian. Terlalu sering terjadi, ketika perhatian dan uang perusahaan mengalir ke perusahaan baru, para karyawan menjadi gusar. "Mengapa perusahaan mau mengucurkan banyak uang untuk merealisasikan ide bodoh itu," umpat mereka. "Sedangkan kita disini adalah pihak yang menghasilkan banyak uang. Sekarang kita tidak akan punya cukup sumber dana untuk reinvestasi."
Mungkin, para karyawan yang mengeluh itu ada benarnya. Namun, mestinya itu tidak boleh terjadi jika Anda ingin memulai sesuatu yang baru. Sebuah perusahaan tidak akan berhasil jika pemimpinnya tidak tegas, serta ketiadaan faktor dukungan serta pendekatan wait and see. Jika perusahaan ingin sebuah inisiatif baru demi menuju kemakmuran, manajer papan atasnya mesti menggunakan metode Robin Hood --mencuri dari yang kaya untuk diberikan pada yang miskin.
Dan hal pertama yang harus dicuri adalah sumber daya manusia (SDM)., yakni orang-orang hebat yang akan menjalankan perusahaan. Kesalahan yang sering dilakukan para top manajer adalah mengambil risiko dengan memberikan tugas yang berat ini pada orang yang salah. Misalnya, tugas itu diberikan kepada pegawai yang sedikit lagi pensiun atau manajer muda yang meskipun sangat berlian, tapi belum mempunyai reputasi yang berpengaruh di perusahaan. Itu tindakan yang salah.
Mereka mesti mengirim bintang yang sebenarnya, dan seseorang yang punya posisi dan visi hebat, harus dihormati. Dengan orang seperti itu akan memberikan perusahaan baru sebuah kesempatan terbaik untuk menang. Juga, memberikan pesan kepada seluruh karyawan bahwa perusahaan membangun perusahan baru ini dengan serius.
Bersamaan dengan penunjukkan "bintang" tersebut, manajer senior dapat menekankan inisiatif pertumbuhan organis dengan dua cara. Mereka mesti membuat orang-orang yakin mengenai potensi dan pentingnya perusahaan baru ini. Ini termasuk dengan sering melihat operasional perusahaan baru dan memberi dukungan terhadap seberapapun kecilnya pencapaian yang diraih. Ini masalah visi.
Akhirnya, jika para manajer menginginkan agar bibit ini tumbuh, mereka mesti memberi oksigen, memberinya ruang untuk tumbuh. Ya, ini mungkin terdengar kontroversial. Namun, mendukung sebuah usaha bukan berarti mengontrol seluruh gerakannya. Jika Anda menaruh orang-orang hebat pada tempatnya, Anda harus membiarkan mereka bekerja. Kesempatan terbaik yang bisa mereka dapatkan untuk sukses adalah dengan kebebasan mengambil risiko.
Kami banyak menulis mengenai merger dan akuisisi di kolom ini beberapa waktu lalu. Memuji tindakan itu sebagai subuah cara ampuh untuk maju. Namun, menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang lama bisa jadi merupakan salah satu hal yang paling menyenangkan dalam bisnis. Dalam peranan Anda di perusahaan, Anda mungkin tidak dapat memimpin perubahan global. Namun, Anda telah membantu dengan bersikap terbuka terhadap perubahan. Sekarang, mari kita berharap kepemimpinan Anda juga dapat melakukan suatu perubahan.

Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas. Di masa lampau, literatur manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya "perubahan paradigma" adalah menajamnya persaingan, ketidak-puasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk, pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Meskipun akar TQM berasal dari model-model perusahaan dan industri, namun kini penggunaannya telah merambah sturuktur manajemen, baik di lembaga pemerintah maupun lembaga nirlaba.TQM memperkenalkan pengembangan proses, produk dan pelayanan sebuah organisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Pendekatan ini berusaha untuk melibatkan semua pihak terkait dan memastikan bahwa pengalaman dan ide-ide mereka memiliki sumbangan dalam pengembangan mutu. Ada beberapa prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pendekatan semacam itu, seperti mempromosikan lingkungan yang berfokus pada mutu; - dimana terdapat komunikasi terbuka dan rasa kepemilikan pegawai - sistem penghargaan dan pengakuan; pelatihan dn pendidikan terus menerus, dan pemberdayaan pegawai.Di Indonesia, TQM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980-an dan sekarang cukup populer di sektor swasta khususnya dengan adanya program ISO 9000. Banyak perusahaan terkemuka dan perusahaan milik negara telah mengadopsi TQM sebagai bagian dari strategi mereka untuk kompetitif baik di tingkat nasional mupun internasional. Tetapi TQM kurang begitu dikenal di sektor publik. Namun kini keadaan sudah berubah, faktor-faktor yang mendorong sektor swasta untuk beradaptasi dengan konsep ini, juga memiliki dampak terhadap cara pemerintah menyediakan pelayanan.Indonesia kini berada dalam periode transisi, dari gaya pemerintahan otoriter yang sangat sentralistik menuju ke gaya pemerintahan bottom-up yang desentralistik, dimana pemerintah daerah berada dalam proses menerima otonomi daerah. Masa transisi ini berlangsung dalam masa krisis ekonomi dan restrukturasi yang memaksa pemerintah untuk mengeksplorasi model-model pengadaan pelayanan alternatif. Sebenarnya, UU No. 22 1999 (mencakup kepemerintahan daerah) memiliki potensi untuk mentransformasi cara pemberian pelayanan oleh pemerintah secara dramatis. UU ini bertujuan untuk memberdayakan pemerintah daerah, menguatkan masyarakat lokal dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam konteks inilah terdapat peluang yang berharga untuk memperkenalkan dan melaksanakan TQM.Dalam pengalaman DELIVERI di sektor peternakan, TQM telah memainkan peran penting dalam merubah perilaku dari tingkat petani hingga tingkat manajemen senior. Evaluasi terhadap pelaksanaan TQM mengidentifikasi peningkatan tingkat kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan pada program inseminasi buatan di Kabupaten Bulukumba dan Barru. Di Minahasa, Juru Kesehatan Hewan Masyarakat memenuhi kebutuhan para petani terhadap perawatan kesehatan hewan dengan biaya terjangkau.Namun demikian, penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, sistem pendidikan, personalia, peraturan dan anggaran berada di luar kekuasaan organisasi sektor publik.Selain hambatan-hambatan yang berada di luar ruang lingkup sebuah organisasi, terdapat kendala lain yang khas di setiap organisasi, seperti kurangnya akuntabilitas terhadap pelanggan, tidak jelasnya visi dan misi, penolakan terhadap perubahan dan lemahnya komitmen di kalangan manajer senior untuk menerapkan TQM.Potensi keberhasilan TQM sudah nampak dan dampaknya pun bisa diperlihatkan, sekarang yang dibutuhkan adalah keputusan untuk melaksanakan TQM. Hal ini mestinya menjadi bagian dari suatu strategi untuk meningkatkan komitmen lembaga- lembaga publik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Negara Mahasiswa Fisip Adakan LKMM

NMF: LAHIRKAN PEMIMPIN YANG NEGARAWAN MELALUI “LKMM”
Hari ini ternyata sebagian besar mahasiswa tidak sadar lagi ( Teori kesadaran palsu) mereka tidak sadar telah terjebak dengan teori Kupu Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang) Atau Pustaka-Kampus-Kos. Terbukti semakin sedikitnya mahasiswa yang aktif dalam organisasi lembaga BEM,UKM, HIMA di tingkat Fakultas dan Universitas ini tidak bisa di pungkiri, Percayakah kita sudah mencapai 83% mahasiswa yang apatis dalam berorganisasi, tidak mau terlibat, berminat dalam organisasi. Sekedar mencontohkan sekitar 1400 (Seribu empat Ratus) mahasiswa Fisip hanya lebih kurang 120 orang mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus.
Maka didasarkan keprihatinan yang mendalam, inilah kemudian yang menjadi dasar pemikiran Negara Mahasiswa Fisip (NMF) tepat pada tanggal 8-10 mai 2009 mengadakan acara Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa ( LKMM) Kegiatan LKMM di laksanakan di Auditorium sayap kanan Unand, kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, Jumat-minggu.
Adapun yang menjadi latar belakang kegiatan ini adalah, mengkader mahasiswa menjadi pemimpin yang negarawan. Mahasiswa hari ini ini adalah pemimpin hari depan, tidak bisa di pungkiri ketika tidak ada kaderisasi, maka akan sulit melahirkan pemimpin yang telah di tunggu oleh bangsa, Sebab pemimpin kaum tua di Negeri ini sudah seharusnya banyak istirahat, maka yang akan menggantikan kaum tua adalah kaum muda, Selain itu LKMM memiliki maksud yang mulia yakni memotivasi mahasiswa untuk aktif dalam berorganisasi, gol terakhirnya adalah mencetak kader-kader pemimpin bangsa yang negarawan.
Tema kegiatan LKMM “ Menuju Mahasiswa Kritis Dan Intelaktual”. Tujuan dari LKMM adalah bagaimana kemudian mahasiswa Unand menjadi profesional, Artinya adalah hasil latihan kepemimpinan ini akan melahirkan mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi. Kedua, mencetak mahasiswa yang memiliki soft skil, memiliki nilai (value) yang lebih di bandingkan dengan mahasiswa yang lain, ada nilai plus, dan kekuatan super yang luar biasa.
Acara LKMM di buka langsung oleh Bapak Dekan Fisip, Drs Alfitri,MS. Dalam pembukaan tersebut bapak dekan telah banyak memberi contoh perbedaan atau perbandingan mahasiswa yang aktif ketika di bangku kuliah dan yang tidak aktif. Banyak contoh mahasiswa yang aktif dalam .Mahasiswa yang berorganisasi ketika tamat di bangku kuliah tidak canggung, walaupun prosesnya lambat, tapi ketika mendapat kesempatan mendapat posisi strategis, kesempatan ini tidak dia sia siakan, karir jabatanya cepat naik, karena mampu membangun team work, dan jaringan.
Namun yang jelas, ketika mereka dahulu menjadi mahasiswa tidak aktif berorganisasi , banyak mereka yang susah beradaptasi dengan lingkungan, tidak hanya sampai di situ lebih dalam lagi ketika di beri kepercayaaan untuk mengangkat acara besar, mahasiswa yang tidak terbisa berorganisasi selalu pesimis.
Perusahaan hari ini mulai melirik Universitas yang mahasiswanya aktif beroganisasi. Hasil survey Koran tempo membuktikan ternyata yang menjadi penilain pertama adalah pengalaman organisasi menjadi poin utama penilaian, kedua adalah bahasa Inggris,”ungkap Presiden Negara Mahasiswa Fisip (NMF) Pangi Syarwi”.
Unand adalah universitas yang ke 12 di minati oleh perusahaan , Artinya adalah hari ini perusaahan tidak hanya membutuhkan mahasiswa yang IPK bagus, tapi yang di minati hari ini adalah Mahasiswa yang memilki soft skill, aktif berorganisasi ketika menjadi mahasiswa, terbukti banyak perusahaan yang berkembang adalah akibatnya yang bekerja di dalamnya adalah orang yang memiki jaringan, dan rata-rata aktif berorganisasi.
Peserta Latihan Kepemimpinan Manajemen mahasiswa ini di ikuti oleh Berbagai Fakultas, mulai Dari Fisip, Ekonomi, Hukum. Sementara fakultas yang berasal dari ilmu Eksaks; seperti Pertanian, Peternakan Peserta berjumlah 52 orang .
Rangkain acara LKMM ini berlangsung selama 3 hari. Adapun materi yang di suntikan ke mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang luar biasa; diantaranya “menggali potensi diri” sebagai pembicara yusuf effendi,”team building” sebagai pembicara Rudolf Smith tamatan S3 Florida University,”manajemen organisasi”, komunikasi efektif dan negosiasi”, “Pergerakan mahasiswa dan student state”,serta “teknik sidang dan etika diskusi’. Dalam materi ini pembicara menyampaikan bahwa mahasiswa banyak yang tidak tahu bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa, dan terganggu oleh virus ysang selalu ragu dan takut, dan selalu mengatakan tidak mungkin, tidak bisa, bagaiman mungkin, inilah yang sealu menganjal dalam otak, sehingga potensi yang luar biasa tidak maksimal.

Perkembangan Ilmu Manajemen

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
1. ALASAN MEMPELAJARI TEORI MANAJEMEN
Setidak-tidaknya, ada 4 (empat) alasan sederhana dalam mempelajari Teori Manajemen, yaitu :
1. Teori mengarahkkan keputusan Manajemen
2. Teori membentuk pandangan kita mengenai organisasi
3. Teori membuat kita sadar lingkungan usaha
4. Teori merupakan sumber ide baru
2. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Melihat perkembangan jalannya sejarah, gagasan dari teori teori manajemen, dapatlah kita membagi perkembangan teori manajemen ini (Drs. Amin Wijaya Tunggal, 1993:38) dalam 5(lima) aliran atau mazhab manajemen yang telah mapan yaitu :
1. Aliran Klasik, yang terbagi dua :
o Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
o Teori Organisasi Klasik (Classical Organization Theory)
2. Aliran Perilaku (Behavioral School)
3. Aliran Ilmu Manajemen (Management Science)
4. Pendekatan sistem (System Approach)
5. Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach)
A. ALIRAN KLASIK
Teori dan prinsip manajemen pada dasarnya sudah ada sejak manusia berusaha untuk mencapai tujuan melalui bekerjasama dalam kelompok. Hal seperti ini dapat dijumpai pada catatan dari orang Mesir, orang Yunani, pengalaman dan administrasi dari Gereja Katolik, organisasi militer dan para komeralis dari abad ke 14 sampai abad ke 18 yang kita sebut dengan manajemen jaman kuno.
Akan tetapi pengembangan teori dan prinsip manajemen baru terjadi pada abad ke 18 dan abad ke 19 yaitu dengan timbulnya Revolusi Industri yang menyebabkan tumbuhnya kebutuhan akan adanya pendekatan yang sistematik terhadap manajemen.
Pelopor-pelopor Manajemen Ilmiah :
a. James Watt Jr & Mathew Robinson Boulton
Pada tahun 1796 mereka mengambil alih perusahaan ayah mereka Soho Engineering Foundry di Inggris. Watt bertugas memimpin organisasi dan administrasi dan Boulton menangani kegiatan perdagangan.Teknik manajerial yang mereka kembangkan adalah penelitian dan peramalan pasar, skema mesin yang direncanakan sesuai dengan tuntutan proses pekerjaan, perencanaan produksi, standar proses produksi, standarisasi komponen komponen produksi. Di bidang personalia mereka me- ngembangkan program pelatihan dan pengembangan karyawan, penelitian kerja dan program kesejahteraan karyawan.
b. Robert Owen (!771-1858)
Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Personalia". Selama periode 1800 1828 merupakan manajer dari beberapa pabrik pemin¬talan kapas di New Lanark, Scotlandia. Owen menganggap peran manajer sebagai pembaharu. Dia berpendapat bahwa dengan memperbaiki kondisi pekerja maka produksi dan laba dengan sendirinya akan meningkat. Oleh karena itu Owen meningkatkan kondisi kerja pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak anak, mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam (dari 12 jam) bagi karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, membangun perumahan yang lebih baik bagi para pekerjanya dan membuka toko perusahaan yang menjual keperluan hidup karyawan dengan harga murah.
c. Charles Babbage (1792-1871)
Merupakan seorang profesor matematika di University of Chambrige pada tahun 1828 1834. Sumbangannya pada ilmu manajemen adalah di terbitkannya buku yang terkenal "On Economy of Machinery and Manufactures" pada tahun 1832. Babbage merupakan penganjur awal dari prinsip pembagian kerja, yang percaya bahwa setiap pekerjaan dalam pabrik harus dipecahkan sehingga bermacam macam ketrampilan yang terlibat dapat dipisahkan. Dia menyarankan prinsip pemba¬gian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja diberi latihan ketrampilan tertentu yang harus dipertanggungjawab¬kan atas pekerjaan tersebut.
A.1. Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
a. Frederick Winslow Taylor (1856 1915)
Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah", mengabdikan hidupnya pada peningkatan efisiensi dalam produksi. Tidak hanya untuk menurunkan biaya dan menaikkan laba tetapi juga untuk memungkinkan penambahan upah bagi para peker¬ja melalui produktivitas mereka yang lebih tinggi.
Taylor menuangkan gagasannya dalam, 3 (tiga) judul bukun¬ya yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management dan Testimony Before the Special House Com¬mittee yang dirangkum dalam Science Management (New York : Harper & Brothers, 1947). Taylor menjelaskan filsafatnya. Ia berkata bahwa gagasannya itu berdasarkan pada 4 (empat) prinsip :
1. Pengembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya sehingga metode yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Penyelesainan secara ilmiah terhadap pekerjaan, sehingga setiap pekerja dapat diberi tanggungjawab atas tugas yang paling cocok baginya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk para pekerja.
4. Kerjasama yang erat dan bersahabat diantara manajemen dan pekerja.
b. Henry L. Gantt (1861-1919)
Sumbangan yang diberikan Gantt pada manajemen adalah dengan memperkenalkan sistem baru dalam mencatat produktivitas pekerja yang dikenal dengan “Gantt Chart” atau daftar Gantt. Gantt mencatat kemajuan pekerja pada kartu pribadi, dengan warna hitam pada hari pekerja itu memenuhi standar dan warna merah apabila dibawah standar. Hal ini memungkinkan adanya pengawasan manajerial yang lebih baik.
c. Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lilian M. Gilberth (1878-1872)
Merupakan pasangan suami-istri yang memberi sumbangan pada gerakan manajemen ilmiah. Frank, adalah seorang pelopor pengembangan studi gerakan dan waktu. Dalam konsep Gilberth, gerakan dan kelelahan saling berkait, setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Dengan menggunakan kamera film ia berusaha mencari gerakan yang paling menghemat untuk setiap pekerjaan, demikian prestasi meningkat dan mengurangi kelelahan.
Pasangan ini mengembangkan "three position plan" yaitu program pengembangan karyawan dan pendorong semangat. Menurut rencana ini, seorang pekerja harus mengerjakan pekerjaannya saat ini, bersiap siap untuk jabatan lebih tinggi dan melatih penggantinya, yang dikerjakan dalam satu waktu.
Sumbangan
1. Metode-metode manajemen ilmiah telah banyak diterapkan dalam bermacam macam kegiatan organisasi.
2. Suatu tim dari orang orang yang bekerja bersama, dimana masing masing mengerjakan tugas tertentu saja dapat melebihi produksi orang orang yang dalam jumlah yang sama dengan masing masing mengerjakan seluruh pekerjaan itu sendiri sendiri.
3. Teknik teknik efisien manajemen ilmiah seperti studi gerak dan waktu telah menyebabkan kegiatan manajemen menjadi lebih efisien.
4. Rancangan kerja (work design) mendorong para manajer untuk mencari “cara terbaik" dalam pelaksanaan tugas yang menjurus pada manajemen yang profesional.
Kelemahan
1. Kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan. Pendekatan “rasional" harus memuaskan kebutuhan kebutuhan ekonomis dan fisik, tapi tidak me¬muaskan kebutuhan sosial karyawan.
2. Pembela-pembela manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk memperoleh kepuasan kerja. Jadi pekerja lebih condong untuk mogok karena kondisi kerja dari pada gaji dan mau berhenti bekerja bila mereka tidak menyenangi pekerjaannya.
A.2. TEORI ORGANISASI KLASIK
a. Henry Fayol (1841 1925)
Dikenal sebagai "Bapak Teori Manajemen Operasional Modern".
Dalam upaya mengembangkan ilmu manajemen, Fayol mulai dengan membagi perusahaan dalam 6 (enam) kegiatannya, masing masing tergantung satu sama lain, yaitu :
1. Teknis, memproduksi dan membuat produk.
2. Komersial, membeli bahan baku dan menjual produk.
3. Keuangan, mencari dan menggunakan modal secara optimum.
4. Keamanan, melindungi para pekerja dan harta perusa¬haan.
5. Akuntansi, mencatat, mengecek biaya, keuntungan, hutang, menyediakan neraca, dan membuat statistik.
6. Manajerial :
o Perencanaan, menentukan suatu cara bertindak yang me- mungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.
o Pengomandoan, memberikan pengarahan kepada para karyawan dan mengupayakan mereka merampungkan tugas-tugas mereka.
o Pengorganisasian, memobilisasi bahan bahan dan sumberdaya manusia yang dimiliki organisasi itu agar rencana rencana dapat terlaksana.
o Pengkoordinasian, memastikan bahwa sumberdaya dan kegiatan kegiatan organisasi berjalan dengan tepat dan serasi mencapai tujuan yang diinginkan.
o Pengendalian, memantau rencana rencana guna memastikan bahwa rencana rencana itu dilaksanakan dengan tepat dan benar.
o Ilmu manajemen merupakan ilmu yang bersifat fleksibel yang dapat terus berubah sesuai dengan waktu dan kondisi karena itu Fayol memberikan
14 prinsip yang dapat dipakai tanpa memperdulikan kondisi kondisi yang berubah-ubah atau kondisi khusus. Prinsip prinsip tersebut sebagai berikut :
1. Pembagian Kerja, makin spesialis seseorang, makin efisienlah ia dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Wewenang, manajer harus memberikan perintah agar orang lain dapat bekerja.
3. Disiplin, anggota organisasi harus menghormati aturan dan kesepakatan yang mengatur organisasi tersebut, disiplin merupakan hasil kepemimpinan yang baik disemua tingkatan dalam organisasi, kesepakatan yang adil dan menghukum yang melanggar.
4. Kesatuan Perintah, Setiap karyawan harus menerima instruksi instruksi tentang kegiatan ter¬tentu dari satu orang saja, sebab bila tidak akan terjadi perintah yang bertentangan dan wewenang yang membingungkan.
5. Kesatuan arah, kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang mem- punyai tujuan yang sama sedapat mungkin diarahkan oleh seorang manajer dengan menggunakan satu perencanaan saja.
6. Mengemudikan Kepentingan Pribadi di atas Kepentingan Umum, kepentingan karyawan tidak boleh diutamakan melebihi kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Pemberian upah, Balas jasa atas kerja harus adil baik untuk karyawan maupun perusahaan.
8. Pemusatan, Mengurangi peran bawahan dalam pengambilan keputusan, karena manajer adalah penanggungjawab terakhir.
9. Hierarki, garis wewenang dalam suatu organisasi me- nunjukkan kedudukan manajer dari puncak sampai ke tingkat bawah.
10. Tertib, bahan bahan dan manusia harus ditempat, dan waktu yang tepat, terutama manusianya harus pada pekerjaan yang cocok baginya.
11. Keadilan, para manajer harus bersahabat dan adil pada semua karyawan.
12. Kestabilan staf perputaran karyawan terlalu sering tidak baik untuk kelancaran kegiatan perusahaan.
13. Prakarsa, bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan rencananya sendiri, walaupun bisa saja terjadi kesalahan.
14. Semangat Korps, menggalakkan semangat kelompok me- nimbulkan rasa bersatu, dan faktor sekecil apapun dapat mengembangkan semangat.
b. Max Weber (1864 1920)
Sumbangan & Kelemahan Teori Organisasi Klasik
Berdasarkan pertimbangan bahwa organisasi berorientasi pada tujuan yang terdiri dari ribuan anggota akan menun¬tut peraturan kegiatan yang dikontrol secara cermat, maka Weber dalam bukunya yang berjudul Theory of Social Economic Organization (New York : Free Press, 1947) mengembangkan suatu teori manajemen birokrasi yang kegiatan dan tujuannya dipikirkan secara rasional dan pembagian kerjanya dinyatakan secara tegas. Weber berupaya sungguh sungguh memperbaiki performans dari organi¬sasi sosial yang penting dengan membuat operasinya model model produktivitas yang dapat di ramalkan.Sekarang ini salah satu perusahaan yang menggunakan teorinya adalah perusahaan Coca Cola.
Sumbangan
1. Konsep yang menyatakan bahwa ketrampilan manajemen dapat diterapkan pada semua jenis kegiatan.
2. Konsep yang menyatakan beberapa prinsip yang dapat dikenali yang mendasari tingkah laku manajerial yang efek¬tif. Dan prinsip prinsip itu dapat diajarkan tetap berlaku.
3. Membuat manajer waspada dalam masalah masalah yang mendasar yang akan mereka hadapi di dalam setiap organisasi.
Kelemahan
1. Dianggap tidak cocok lagi untuk masa kini, karena teori organisasi klasik ditujukan bagi lingkungan yang stabil dan dapat diduga, sedangkan sekarang lingkungan organisasi makin bergolak.
2. Dikritik strategi teori yang terlalu umum untuk organisasi yang kompleks dewasa ini dan memberi petunjuk sedikit prinsip prinsip mana yang akan dijadikan patokan pada pengambilan keputusan.
PERALIHAN ANTARA TEORI KLASIK DAN HUBUNGAN MANUSIAWI
a. Mary Parker Follet (1868 1933)
Mary menganggap bahwa tidak seorangpun dapat menjadi manusia utuh berdiri sendiri kecuali sebagai anggota suatu kelompok. Dia menyadari adanya perbedaan semu antara manajer dan bawahan (yaitu pemberi dan penerima perintah), dan konflik dapat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi di mana orang yang terlibat mencari jalan pemecahannya bersama perbedaan perbedaan di antara mereka.
b. Chester I. Barnard (886 1961)
Berdasarkan pengalamannya sebagai direktur utama perusahaan New Jersey Bell tahun 1927, Barnard menyatakan bahwa manusia berkumpul di dalam organisasi untuk mendapatkan hal hal yang mereka tidak mampu mengerjakannya sendiri tapi dalam mencapai tujuan organisasi, mereka harus memuaskan kebutuhan pribadinya juga. Dalam bukunya The Functions of the Executive (Harvard Univ. Press, 1938) dia menyatakan suatu perusahaan dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup kalau tujuan organisasi dan tujuan serta kebutuhan individu yang bekerja pada organisasi itu dijaga seimbang.
B. ALIRAN PERILAKU (BEHAVIORAL)
Muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
a. Hugo Munsterberg (1863 1916)
Dikenal sebagai "Bapak Psikologi Industri". Sejak tahun 1910 minatnya tertuju pada penerapan psikologi dalam industri, di mana dia melihat pentingnya penerapan ilmu perilaku pada gerakan manajemen ilmiah yang baru. Dalam bukunya yangberjudul Psychology and Industrial Efficien¬cy yang diterbitkan tahun 1921, berisi :
1. Best possible person, yaitu bagaimana mendapatkan orang orang yang memiliki kualitas mental yang paling cocok dengan pekerjaan yang harus mereka kerjakan.
2. Best Possible Work, yaitu dalam kondisi psikologis mana output yang paling besar dan paling memuaskan dapat diperoleh dari pekerjaan setiap orang.
3. Best Possible Effect, yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mempengaruhi para pekerja sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin dari mereka.
b. Eksperimen Hawthorne dan Elton Mayo (1880 1949)
Penelitian yang dilakukan mengenai tingkah laku manusia dalam situasi kerja pada perusahaan Western Electric (1924-1933). Penelitian berawal dari penyelidikan hubun¬gan tingkat penerangan di dalam tempat bekerja dan produktivitas para pekerja. Hasilnya, ketika kondisi cahaya meningkat maka produktivitas cenderung meningkat seperti yang diharapkan, namun ketika cahaya lampu lebih jelek dari normal produktivitas cenderung tetap meningkat. Outputpun terus meningkat pada saat pencahayaan terus dirubah.
Elton Mayo beserta para asisten risetnya Fritz J. Roethlishberger serta William J. Dickson juga menyimpulkan bahwa insentif uang yang diberikan tidak menyebabkan meningkatnya produktivitas.
Hasil penelitian yang terkenal dengan "effect Hawthorne" menyatakan bahwa pengoperasian perusahaan bukan hanya karena mesin dan metode, tapi juga penyesuaian dengan sistem sosial guna membangun suatu sistem teknis yang lengkap. Supervisor yang simpatik akan meningkatkan prestasi kerja mereka dan para pekerja akan lebih keras bekerja bila mereka yakin bahwa manajemen memikirkan kesejahteraan mereka dan perhatian khusus pada mereka.SUMBANGAN DAN KELEMAHAN AN PENDEKATAN ALIRAN PERILAKU
Sumbangan
1. Terpacu oleh percobaan Hawthorne yang menyatakan sikap kepada para pekerja mungkin lebih penting artinya daripada waktu istirahat, penerangan atau uang dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas menghasilkan banyak tulisan oleh ilmuan-ilmuan perilaku.
2. Para ahli sosiologi (seperti Bakke, Selznick, Homans, Dubin, Katz dan Kohn) memberikan kontribusi tentang pemahaman bagan organisasi melalui pekerjaan mereka pada kelompok-kelompok, pola pola kebudayaan, kepaduan kelompok dan kerjasama.
3. Para peneliti menyoroti pentingnya gaya manajer dan merombak pelatihan manajemen dan mengajarkan ketrampilan manajemen bukan ketrampilan teknis.
Kelemahan
1. Konsep “manusia sosial" tidak secara utuh menggambarkan produkstivitas individu di tempat kerja.
2. Lingkungan sosial hanya merupakan salah satu faktor yang berinteraksi yang mempengaruhi produktivitas.
Walaupun kepuasan kerja dapat memperkecil kemungkinan karyawan untuk berhenti atau beralih tugas, namun kepuasan sulit untuk diukur, karena kepuasan kerja merupakan reaksi emosional terhadap pekerjaan seseorang.
C. ALIRAN ILMU MANAJEMEN (MANAGEMENT SCIENCE)
endekatan ilmu manajemen dalam pemecahan masalah dimulai ketika suatu gabungan tim ahli spesialis (tim riset opera) dan disiplin ilmu bersangkutan (seperti komputer elektronik, transportasi, komunikasi dsb) dikumpulkan untuk menganalisa masalah dan memberikan usul tindakan pemecahannya kepada manajemen. Tim membentuk model matematik untuk membuat simulasi dari masalahnya.Teknis-teknis ilmu manajemen yang digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas (cash flow management), penjadwalan produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal, dsb.
Langkah langkah pendekatan yang diambil adalah :
1. Perumusan masalah;
2. Penyusunan suatu model sistematis;
3. Mendapatkan penyesuaian dari model;
4. Pengujian model dan hasil yang didapat dari model;
5. Penetapan pengawasan atas hasil hasil;
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi;
SUMBANGAN DAN KELEMAHAN ALIRAN ILMU MAMAJEMEN
SumbanganTeknik teknik ilmu manajemen banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengendalian seperti penganggaran modal, manajemen arus kas, jadwal produksi, pengembangan strategi produk dsb.Kelemahan
1. Aliran ilmu manajemen belum mencapai tahap di mana dapat digunakan untuk menghadapi masalah masalah manusia dalam perusahaan.
2. Dibidang pengorganisasian, staffing, dan pemimpin organisasi teori yang masih ada masih sangat sederhana.
3. Konsep yang dimiliki oleh ilmu manajemen sangat rumit sehingga tidak dapat segera dipahami dan diterapkan. Penerapan dan teknis-teknis pengambilan keputusannya harus diulang ulang terus sampai berhasil.
2.2. BERBAGAI PENDEKATAN MANAJERIAL
Menurut Harold Koontz, cyril 0 Donnell dan Heinz Weihrich (1992, hal 63) pendekatan terhadap analisis manajemen dikelompok¬kan dalam kategori berikut :
1. Pendekatan empiris atau kasus;
2. Pendekatan antar pribadi;
3. Pendekatan perilaku kelompok;
4. Pendekatan sistem sosio kooperatif;
5. Pendekatan sistem sosio teknis;
6. Pendekatan teori keputusan;
7. Pendekatan sistem;
8. Pendekatan matematis atau ilmu manajemen;
9. Pendekatan kontingensi (situasional);
10. Pendekatan peran manajemen;
11. Pendekatan operasional;
Ad.1. Pendekatan Empiris atau kasus
Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa melalui studi keberhasilan dan kesalahan para manajer dalam setiap kasus dan upaya mereka me- nanggulangi berbagai kasus.Ad.2. Pendekatan Perilaku Antar Pribadi
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada aspek manusia dari manajemen dan pada kenyakinan bahwa apabila orang orang bekerja sama untuk mencapai sasaran mereka seharusnya saling memahami. Para manajer harus mengetahui sesuatu tentang perencanaan, pengendalian, cara menyusun struktur organisasi yang sesuai untuk menjamin penyesuaian seluruh tugas manajerial. Penelitian menunjukkan bahwa iklim organ¬isasi secara keseluruhan sangat berkaitan dengan upaya memimpin secara efektif.
Ad.3. Pendekatan Perilaku Kelompok
Pendekatan ini terutama lebih menekankan perhatian pada perilaku orang orang dalam kelompok ketimbang pada perilaku individu. Pendekatan akan suatu perusahaan yang terorgani¬sasi sebagai suatu tatanan sosial yang terdiri dari banyak unit sosial, dengan seluruh interaksi sikap, tekanan, dan konflik yang timbul dari latar belakang budaya, telah bermanfaat bagi para ilmuan dan manajer operasional.Ad.4. Pendekatan Sisten Sosial yang Kooperatif
Pendekatan ini cenderung untuk mengabaikan konsep, prinsip dan teknik teknik yang penting bagi para manajer. Misalnya, Herbert Simon dalam komentarnya tentang teori organisasi pada "American Political Science Review" vol 46, no 4, (1952, hal 1130) pernah mendefinisikan organisasi sebagai “sistem kegiatan yang saling tergantung, yang meliputi setidak-tidaknya beberapa kelompok primer dan biasanya mempunyai corak yang setaraf dengan tingkat kesadaran para peserta, dimana perilaku kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan umum melalui mengarahan rasional yang sungguh sungguh. Dan konsep ini diperluas untuk diterapkan pada saling keterkaitan atas perilaku kelompok yang bekerja sama terdapat suatu tujuan yang jelas.
Ad.5. Pendekatan Sistem Sosioteknis
Pendekatan ini menyatakan sikap pribadi dan perilaku kelom¬pok dipengaruhi oleh sistem teknis di tempat kerja. Aliran ini memandang bahwa sistem sosial dan sistem teknis harus diserasikan, konsekwensinya hampir seluruh karya aliran ini dipusatkan pada produksi, pengurusan kantor, dan berbagai bidang lain yang cenderung berorientasi pada rekayasa industri.
Ad.6. PendekatanTeori Keputusan
Pendekatan yang didasari oleh keyakinan bahwa, para manajer mengambil keputusan, kita harus memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan. Hasilnya menunjukkan bahwa teori keputusan tidak lagi semata mata memusatkan perhatian pada keputusan, tetapi cenderung berubah menjadi pandangan yang lebih luas tentang perusahaan atau aktivitas usaha lainnya sebagai sistem sosial. Aliran pemikiran yang dianut tidak hanya memusatkan perhatian pada proses pengambilan keputusan tetapi juga pada segala sesuatu yang mendahului suatu keputusan dan segala sesuatu yang timbul kemudian.
Ad.7. Pendekatan Sistem
Sistem adalah seperangkat atau sekumpulan hal yang saling berkaitan, atau saling bergantung, sehingga membentuk kesatuan kompleks. Sistem me- mainkan peranan dalam bidang pengelolaan organisasi seperi sistem perencanaan, sistem pengorganisasian, dan sistem pengendalian.
Ad.8. Pendekatan Matematis atau “Ilmu Manajemen”
Ada para teoritis yang terutama memandang pengelolaan/pemanajemenan sebagai latihan dalam proses, konsep, simbol, dan sistematis. Mereka percaya, apabila pengelolaan, pengorganisasian, perencanaan, atau pengambilan keputusan merupakan proses logis, hal ini dapat diungkapkan dalam dan hubungan matematis. Melalui sarana ini, berbagai masalah dapat diungkapkan dalam kaitannya dengan hubungan dasar, dan apabila hendak mencapai tujuan teritentu, model tersebut seringkali dapat dinyatakan dalam hubungannya dengan saran keputusan tentang hal hal yang paling tepat untuk dilakukan.
Ad.9. Pendekatan Kontingensi (Situasional)
Pendekatan ini menekankan fakta bahwa hal hal yang dilakukan para manajer dalam praktek bergantung pada keadaan tertentu. Teori ini tidak hanya memperhitungkan situasi tertentu tetapi juga pengaruh pemecahan tertentu pada pola perilaku suatu perusahaan.
Ad.10. Pendekatan Manajerial
Pada dasarnya, pendekatan ini adalah untuk mengamati apa yang sebetulnya dilakukan dilakukan oleh para manajer dan dari pengamatan itu ditarik kesimpulan apa arti kegiatan manajerial itu.
Mintzberg dalam bukunya Nature of Manajerial Work (NY : Harper & Row, Publishers, inc, 1973) menyimpulkan bahwa para eksekutif tidak melaksanakan penggolongan klasik dari fungsi-fungsi manajerial sebaliknya mereka melakukan berba¬gai kegiatan lain, yaitu :
1. Peran Antarpribadi
o Peran seremonial dan sosial;
o Peran pemimpin;
o Peran penghubung;
2. Peran Informasional
o Peran penerima informasi;
o Peran penyebar informasi;
o Peran jurubicara;
3. Peran Sehubungan dengan Keputusan
o Peran kewiraswastaan;
o Peran dalam menangani gangguan;
o Peran alokasi sumber;
o Peran negosiasi (kepda berbagai kalangan);
Ad.11. Pendekatan Operasional
Pendekatan ini mengakui bahwa hal hal seperti karyawan dan staf, departementasi, pembatasan manajemen, penilaian manajerial, dan berbagai bentuk pengendalian manajerial mencakup konsep-konsep dan teori yang hanya dapat ditentukan apabila manajer terlibat di dalamnya. Pengetahuan ini teori sistem, teori keputusan, motivasi dan kepimpinan, perilaku individu dan kelompok, sistem sosial, teori kerjasama dan komunikasi, serta penerapan konsep konsep matematis.Sedangkan menurut Stoner (1992, hal 84 92) menyatakan bahwa positif dari teori manajemen yaitu menuju pada :
1. Pendekatan Sistem;
2. Pendekatan Kontingensi;
Ad.1. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini berusaha untuk memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang menyatu, dengan maksud tertentu yang terdiri atas bagian bagian yang saling berhubungan. Dan untuk menghubungkan bagian bagiannya dengan organisasi sebagai keseluruhannya, manajer harus berkomunikasi dengan para karyawan serta bagian bagian lain dan juga seringkali dengan wakil wakil dari organisasi lain.
Bagian bagian yang membentuk keseluruhan sistem itu merupakan subsistem yang terdiri dari :
Sinergi, berarti dengan bekfrjasama dan saling berhubun¬gan, bagian bagian yang saling terpisah di dalam suatu organisasi akan menjadi lebih produktif dibandingkan bila mereka bertindak sendiri sendiri.
Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup, sistem terbuka adalah apabila organisasi itu berhubungan dengan lingkungan, dan sistem tertutup bila tidak berhubungan. Semua organisasi hubungan dengan lingkungannya walaupun dengan tingkat berbeda beda.
Batas Sistem, merupakan batasan yang memisahkan organisasi lingkungannya.
Arus, suatu sistem memiliki arus informasi, bahan, sinergi, hal ini merupakan barang jadi), dan®proses transformasi di dalam sistem (bahan baku keluar dari sistem output.
Umpan balik, merupakan kunci untuk pengendalian sistem, sementara proses dalam sistem berjalan, informasi diumpan¬-balikan pada orang yang tepat atau komputer sehingga pekerjaan dapat dinilai, dan bila perlu diperbaiki.
Ad.2. Pendekatan Kontingensi
Tugas manajer menurut pendekatan ini adalah mengidentifikasikan teknik mana yang dalam situasi tertentu, dalam suasana tertentu, dan pada waktu tertentu akan paling baik menyumbangkan pada pencapaian tujuan organisasi.Pendekatan ini berusaha menentukan faktor faktor yang sangat penting bagi suatu tugas, dan menjelaskan hubungan fungsional antara faktor faktor yang saling berhubungan.
Sebagai manajer yang mempelajari pendekatan kontingensi, kita tidak boleh hanya menganalisis suatu maslah tertentu tapi juga harus memperhatikan bagaimana suatu penyelesaian masalah itu cocok dengan struktur, sumberdaya dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan pekerja, masalah lingkungan dsb. Karena pendekatan kontingensi menurut Jay W. Lorsch dan Paul R. Lawrence dalam Studies in Organization Design (Homewood, I11. : Richard D. Irwin/Dorsey, 1970) hal 1 menyatakan bahwa teori kontigensi mengacu pada fakta bahwa proses opera¬sional “Bergantung pada tuntutan tuntutan dari luar dan kebutuhan anggota".