Senin, 11 Mei 2009

Pengelolaan SDM

Jika kita menjadi manajer ,dan kita merekrut orang –orang yang berkompeten , apakah kita akan membiarkan mereka bekerja sesuai dengan caranya ?
Apakah organisasi formal dapat diidentikkan dengan system komunikasi ?
Bagan organisasi yang baik
Tindakan apa yang kita akan lakukan dalam rencana kerja kita jika kita diangkat menjadi seorang manajer?


Merekut SDM Berdasarkan Kompetensi

SDM & Keunggulan KompetitifSumber daya perusahaan terdiri dari aset tangible, maupun aset intangible seperti kemampuan organisasi, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan pengetahuan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber dari pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Kemampuannya ini terus diasah oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan perusahaan terus mengembangkan keahliannya sebagai pilar perusahaan agar selalu memiliki kunggulan kompetitif.Setiap langkah perusahaan untuk mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak dipertahankan menjadi competitive advantage secara terus menerus. Tetapi sebaliknya, SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, ketrampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru begitu saja oleh perusahaan lain. Tak ayal dalam lingkup industri tertentu yang lukratif dan kompetitif akan diwarnai bajak-membajak SDM untuk memacu keunggulan kompetitif perusahaan. Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu faktor pendukung kesuksesan perusahaan sangat disadari oleh para pimpinan puncak oragnisasi. Sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan pengembangan berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas stock pengetahuan melalui pelatihan kepada SDM atau merangsang SDM-nya agar learning by doing dalam sebuah semangat yang termaktub dalam learning organization.Membangun kemampuan SDM yang didasari oleh kapasitas perusahaan untuk mempertahankan karyawan, merupakan langkah awal dalam penciptaan aset SDM startegis. Penciptaan aset SDM strategis tersebut tergantung pada proses organisasi untuk mencetak SDM yang kompeten serta tergantung kemampuan perusahaan untuk merekrut individu-individu terbaik.Pengelolaan SDM Berbasis KompetensiTerdapat berbagai macam definisi kompetensi. Tetapi definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah sejumlahkarakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.Terdapat bermacam-macam pendekatan mengenai model kompetensi. Salah satunya Competency-based HRM (manajemen SDM berdasarkan kompetensi). Intinya perilaku karyawan yang paling bagus kinerjanya dijadikan tolok ukur. Perilaku ini menjadi patokan baku yang menggerakkan program SDM untuk mengembangkan gugus kerja yang lebih efektif. Kompetensi ini diintegrasikan dalam sistem SDM. Standar perilaku dari karyawan yang paling bagus kinerjanya dan terbukti mendukung strategi perusahaan menjadi dasar untuk kebijakan pengelolaan SDM, seperti rekrutmen, seleksi, imbalan, manajemen kinerja, promosi, dan pengembangan. Melalui cara ini berarti telah dikaitkan antara strategi dan manajemen SDM dengan strategi dan manajemen korporat.Pendekatan model kompetensi lainnya adalah pendekatan organizational yang berarti model kompetensi ditekankan dalam organisasi dengan tipe organisasi tertentu. Dalam organisasi yang masih menjunjung tinggi hirarki, kompetensi individu tidak dapat direalisasikan tanpa adanya faktor-faktor tertentu yang harus diperbaiki. Dengan kata lain, elemen-elemen dari pendekatan ini mencakup kompetensi individu terkini dan potensial berkaitan dengan kapasitas kognitif, memberi nilai tinggi pada pekerjaan, dan juga mempunyai kepribadian yang selaras dengan budaya perusahaan.Sedangkan dalam learning organization yang penuh dengan kedinamisan, setiap individu harus mempunyai karakteristik yang menjaga tumbuhnya peluang-peluang baru, gaya kepemimpinan oleh pemimpin yang melayani komunitas-nya, belajar melalui kinerja dan praktek, serta tidak memisahkan proses dengan isinya. Terciptanya hubungan perusahaan yang alami dengan pemasok, pelanggan, dan karyawan merupakan keunggulan kompetitif tersendiri. Praktek-praktek manajemen SDM harus dilihat tidak hanya sebagai prosedur administratif untuk mengatur aliran SDM, tetapi juga sebagai pola perilaku yang membantu kemampuan SDM.Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawan merupakan konsep kualitatif yang mendukung berkembangnya kemampuan SDM. Perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang berkinerja bagus dan memudahkan karyawan yang performansinya biasa-biasa saja untuk memperbaiki diri sendiri. Di samping itu, usaha mempertahankan karyawan dapat dilakukan melalui rewarding systems, job security, pengembangan pelatihan dan karir, pemberdayaan dan memupuk sense of belonging. Strategi perusahaan jangka panjang mengenai SDM, didasari oleh pemikiran bahwa kemampuan perusahaan dan kemampuan SDM memberikan arah dasar bagi strategi perusahaan. Kompetensi SDM yang terintegrasi dengan core competencies perusahaan merupakan sumber dari value perusahaan. Perusahaan juga harus mengaktifkan stok pengetahuan dan pembelajaran kolektif yang memudahkannya untuk memberikan core products/services yang utama melalui SDM.Penyampaian core services atau activities itu pada dasarnya tergantung pada pengetahuan yang terletak pada SDM perusahaan, sehingga kompetensi SDM memudahkan realisasi nilai strategis dari core competencies. Kompetensi SDM-lah yang mengembangkan end produts seperti model portfolio strategi, program manajemen kualitas, dan sebagainya. Dengan cara ini, core competencies perusahaan dioperasikan dan menjadi nyata dalam kompetensi SDM. Hasil akhir dari CBHRM ini memberikan pengaruh yang cukup besar bagi SDM dan perusahaan. Diperlukan suatu sistem dengan integritas tinggi untuk menciptakan dan mengembangkan riset, desain, dan implementasi yang baik dan ini merupakan tugas moral dan etis para praktisi dan profesional SDM. CBHRM ini juga meningkatkan hubungan industrial yang harmonis karena adanya CBHRM merupakan penghubung SDM dengan perusahaan (dan strateginya).


Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini. Ambil contoh misalnya George R. Terry. Dia menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Actuating (Penggerakkan)d. Controlling (Pengawasan).

Sedangkan Harold Koontz dan Cyril O’Donnel membagi fungsi manajemen menjadi:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Staffing (Penyusunan Pegawai)d. Directing (Pembinaan Kerja)e. Controlling (Pengawasan).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Henry Fayol mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Commanding (Pemberian Komando)d. Coordinating (Pengkoordinasian)e. Controlling (Pengawasan).

Ahli lain yang bernama Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry Fayol dengan Forecasting (Peramalan), sehingga urutannya menjadi:a. Forecasting (Peramalan)b. Planning (Perencanaan)c. Organizing (Pengorganisasian)d. Commanding (Pemberian Komando)e. Coordinating (Pengkoordinasian)f. Controlling (Pengawasan).

Selanjutnya Luther Gullick membagi fungsi manajemen menjadi:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Staffing (Penyusunan Pegawai)d. Directing (Pembinaan Kerja)e. Coordinating (Pengkoordinasian)f. Reporting (Pelaporan)g. Budgeting (Anggaran).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Anda akan mempelajari uraian singkat tentang fungsi manajemen yang paling banyak digunakan.Perencanaan (Planning) ialah fungsi manajemen yang harus bisa menjawab rumus SWIH. WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukan apa, WHEN (kapan) melakukan apa, WHERE (dimana) melakukan apa, WHO (siapa) yang melakukan apa, HOW (bagaimana) cara melakukan apa, Pengorganisasian (Organizing) ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa. Penggerakkan (actuating) yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.
Disamping itu, Forecasting (Peramalan) sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Forecasting ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.Selanjutnya, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana sebuah kesebelasan sepak bola mengorganisir pelatih dan para pemainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan yaitu menciptakan gol? Tentunya pernah bukan? Atau bahkan Anda sendiri termasuk pemain atau pelaku dalam suatu pertandingan.Coba Anda perhatikan gambar berikut ini!




Dalam bidang ekonomi, penerapan prinsip dan fungsi manajemen semakin terasa. Misalnya di perusahaan konveksi yang menghasilkan pakaian jadi. Di perusahaan tersebut terlebih dahulu ditetapkan jenis pakaian apa yang akan dihasilkan. Kemudian ada pembagian tugas untuk mengukur, membuat pola, memotong bahan, menjahit, mengobras dan lain-lain. Akan tetapi walaupun tugasnya berbeda-beda, namun tujuan akhirnya sama, yaitu jenis pakaian yang telah direncanakan semula. Disinilah perlunya kerjasama antar karyawan dan dibimbing oleh pimpinan. Jika tidak, maka semua yang menjadi kerabat kerja akan merugi, begitu pula pimpinan dan perusahaan pada umumnya.

Dari penjelasan dan gambaran tentang fungsi manajemen di atas, bisakah Anda mencoba menyusun perencanaan dengan terlebih dahulu melakukan peramalan ( forecasting)? Coba Anda ikuti langkah berikut dan jawablah pertanyaannya!

1.
Apakah Anda punya cita-cita? Saya yakin Anda memiliki cita-cita yang bagus, sebutkan! Anggaplah cita-cita Anda sebagai tujuan!
2.
Pernahkah Anda mempertimbangkan baik buruk dan kemungkinankemungkinan tentang cita-cita Anda? Cobalah Anda pikirkan! Ini merupakan peramalan ( forecasting).
3.
Lalu apa ( What) yang Anda persiapkan untuk mencapai cita-cita tersebut?
4.
Mengapa ( Why) Anda memilih cita-cita tersebut?
5.
Kapan ( When) kira-kira cita-cita tersebut bisa Anda raih?
6.
Dimana ( Where) cita-cita Anda tersebut bisa diraih?
7.
Siapa ( Who) saja orang-orang yang bisa bekerja sama untuk membantumewujudkan cita-cita Anda?
8.
Bagaimana ( How) cara Anda mewujudkan cita-cita tersebut?

Bila Anda telah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, berarti Anda telah mampu menyusun sebuah perencanaan. Bagaimana merencanakan suatu kegiatan usaha dalam suatu organisasi/instansi? Pada dasarnya langkahlangkahnya sama, tinggal apa tujuannya

Definisi Manajemen

Manajemen, menurut suatu penelitian merupakan salah satu suku kata yang paling populer dewasa ini. Dari anak kecil sampai kakek nenek, dari pelaksana sampai direktur, dari ketua RT sampai presiden, dari yang berpendidikan sekedarnya sampai profesor masih mengatakannya, tentu saja dengan persepsinya masing masing. Kata ini sangat mudah dan merdu sekali untuk diucapkan sebagai retorika, tetapi untuk memahami dan menerapkan ternyata merupakan tantangan yang sangat berat.
Manajemen menurut arti katanya adalah metode atau teknik untuk mengelola (mengatur) berbagai sumber daya supaya menjadi optimal untuk menghasilkan produk (barang, jasa, tujuan) tertentu. Makanya dalam teori manajemen, kita selalu bertemu dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Selain itu Manajemen dalam pengertian yang berbeda berarti suatu badan yang mengelola (mengatur) suatu kegiatan apakah bisnis, pemerintahan, industri, keuangan, dan lain lain. Dalam pengertian ini manajemen adalah sekelompok individu orang dengan apa yang ada padanya (jabatan, kapasitas, pendidikan, pengalaman, keahlian, dan keahlian) dan yang telah diberi otoritas tertentu. Titik singgung dari dua pengetian manajemen tersebut di atas terletak pada kata ?Mengatur,? kata inilah yang banyak menjadi Fokus Utama dari kita. Pemahaman mengenal persepsi kata ?Mengatur? inilah yang akan menentukan apakah manajemen sebagai Teknik dan Badan akan berjalan efektif atau tidak, apakah menjadikan sesuatu lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Dalam setiap proses manajemen akan selalu melibatkan berbagai aspek, biasanya dituliskan dalam bentuk 5M yaitu Man, Money, Material, Methods, dan Machine. Lima aspek inilah yang tiap saat harus dikendalikan sehingga mencapai optimal, apakah dalam hal manfaat maupun keuntungan. Untuk itu persepsi kata ?mengatur? haruslah dimaknai positif menuju ke arah kebaikan. Pengelola manajemen adalah manusia dengan berbagai perangkatnya, berhasil atau tidak kembali ditentukan oleh niat dan usahanya. Oleh karena praktek manajemen harus dikelola dengan menyerap aspirasi serta budaya yang berkembang pada lokasi manajemen. Dari suatu negara ke negara lain, dari suatu daerah ke daerah lain, atau dari suatu perusahaan ke perusahaan lain sedikit bervariasi. Tidak bisa kita lakukan praktek manajemen secara textbook thinking untuk menghasilkan kinerja yang sama, karena dalam beberapa hal ternyata praktek manajemen cenderung kepada sesuatu yang bersifat seni (Art). Pola pikir dan perilaku manusia yang cenderung mekanistik membuat sulit mengembangkan praktek manajemen yang cocok, akhirnya kadang memaksakan diri untuk mengadopsi suatu praktek manajemen dari tempat lain. Untuk yang pernah mempelajari praktek manajemen dari barat maka kiblat inilah yang selalu dipakai sebagai referensi, jika tidak berhasil lalu menyalahkan pada sistem dan budaya lokal yang tidak mendukung. Padahal mungkin yang terjadi adalah salah dalam ?melihat dan membaca? obyek manajemen. Secara teoritis tidak dijumpai kesalahan pada teori manajemen, apalagi jika pernah membaca teori manajemen dari Peter Drucker, seorang Guru Manajemen paling terkenal saat ini. Orientasi manajemen yang paling pokok adalah pada efektivitas hasil dari proses manajemen, untuk itu metode yang dipakai dapat sedikit bervariasi tergantung pada obyek manajemen, yang penting tidak terlalu melenceng jauh dari teori. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah metode manajemen yang cocok dengan lingkungan kita, masyarakat Indonesia. Yang pertama harus ?dilihat dan dibaca? adalah bagaimana kultur dan perilaku masyarakat kita secara umum. Masyarakat kita biasanya kurang disiplin, tidak berani, tidak mandiri, malas belajar, dan cenderung menolak (resisten) terhadap ide ide baru. Oleh karena itu manajemen harus bisa melihat dan membalik kelemahan ini menjadi suatu kekuatan dahsyat. Syaratnya cukup sederhana yaitu ?Berpikir Jernih dan Mau Mengalah, gunakan lebih banyak Telinga (mendengar) ketimbang Mulut (berbicara).? Syarat tersebut akan kembali terkait dengan persepsi terhadap kata ?mengatur? karena Manajemen Juga Manusia. Jika kata ?Mengatur? lebih cenderung kepada pengertian ?Kekuasaan? maka yang terjadi adalah penggunaan manajemen untuk berbuat sekehendak hatinya, apakah manajemen efektif atau tidak itu urusan ke seratus, yang penting bisa mengatur atau memerintah seenaknya. Yang dilakukan pertama kali oleh manajemen model ini adalah penonjolan Arogansi ketimbang Performansi. Pada akhirnya manajemen seperti ini akan cenderung digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi atau kelompok. Di dalam pemerintahan kita kenal istilah Pangreh Praja, atau birokrasi. Karena sifatnya adalah Pangreh maka pelayanan terbaik adalah mustahil karena sifatnya lebih ke kekuasaan, mosok Penguasa harus melayani. Itulah yang kita lihat pada birokrasi pemerintah kita, sejak dari Kelurahan sampai di Pusat. Motto yang dipakai adalah ?jika bisa dipersulit kenapa mesti dipermudah.? Makanya segala urusan menjadi berbelit belit dan tidak efisien, setiap program negara selalu gagal oleh birokrasi sehingga rakyat menjadi menderita. Akibatnya rakyat membenci pejabat pemda, polisi, jaksa, hakim, pejabat Pertamina, pejabat Bulog, anggota DPR, menteri, bahkan sampai presiden. Di sini Manajemen bukannya menghasilkan berbagai Solusi melainkan malah menjadi Trouble Maker (sumber masalah). Lalu apa sebenarnya praktek manajemen yang lebih sesuai dan efektif? Kalau kata ?Mengatur? kita persepsikan dengan ?Melayani? mungkin hasilnya akan lebih baik. Karena di sini manajemen berfungsi sebagai sarana (server) untuk terjalinnya praktek dan proses manajemen. Kalau kita jadi pelayan biasanya akan berbuat maksimal dan sebaik mungkin supaya yang dilayani merasa puas. Tolok ukur keberhasilan yang dicapai selain pada kualitas produk juga kepuasaan obyek manajemen. Di sini manajemen akan selalu bekerja keras dari detik ke detik untuk menghasilkan yang terbaik yaitu berbagai solusi dan terobosan brilian yang positif di bidangnya masing masing. Dalam pemerintahan kita kenal istilah Pamong Praja, artinya secara filosofi adalah pengurus wilayah dan warga. Dalam konsep ini aparat pemerintah adalah Pelayan Rakyat dan Instrumen Negara yang berfungsi untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang. Oleh karena memposisikan diri sebagai pelayan maka aparat akan bekerja keras supaya rakyat menjadi puas, karena paham bahwa yang menggaji mereka adalah rakyat. Konsep ini sangat sederhana serta mudah untuk dilaksanakan, tetapi sangat berat untuk dipraktekkan oleh personil yang berada di posisi manajemen pemerintahan, biasanya hanya karena alasan Gengsi dan Arogansi. Jika rajin membaca koran ternyata masih dapat kita temukan aparat (manajemen) pemerintah yang dapat berperilaku sebagai pamong, contohnya adalah Bupati Bantul (Yogya) dan Jembrana (Bali). Di kabupaten ini bupatinya bisa berperilaku sebagai pamong rakyat, setelah jadi bupati maka yang dilakukan dengan kekuasaannya adalah mengabdil rakyat dalam bentuk meningkatkan kesejahteraan. Pertama yang dilakukan adalah tidak mau menggunakan fasilitas yang berlebihan, beliau berdua tidak mau naik mobil dinas baru yang harganya setengah milyar rupiah tapi cukup mobil biasa saja, yang penting bisa jalan sampai ke semua wilayah teritorialnya. Setelah itu yang dilakukan adalah meningkatkan investasi di wilayahnya supaya penduduk bisa be.kerja. Tanah milik kabupaten disewakan gratis kepada investor, bupati Bantul bahkan bersedia mengelap sepatu para investor yang mau menanamkan modal di wilayahnya. Produk pertanian dikoordinasikan pemasarannya supaya tidak dipermainkan tengkulak. Kredit usaha kecil dialirkan ke pasar pasar supaya pedagang tidak terlilit rentenir. Anggaran pendidikan mencapai 40% dari APBD sehingga anak anak dapat bersekolah gratis. Supaya gurunya serius mengajar diberi insetif keuangan yang tinggi. Rumah sakit disubsidi supaya rakyat membayar murah untuk pelayanan kesehatan. Jalan jalan mulus dibangun sampai pelosok supaya ekonomi berjalan lancar. Kenapa di kabupaten ini bisa dan kabupaten lain tidak? Padahal APBD Bantul dan Jembrana relatif kecil jika dibandingkan dengan Cilegon misalnya. Manajemen Pamong adalah praktek manajemen yang mengedepankan empati dan pengorbanan serta tujuan mulia, sehingga hasilnya adalah efektivitas maksimal. Perusahaan sebagai suatu organisasi dapat juga menerapkan manajemen pamong seperti pada konsep Pamong Praja. Karakter dari obyek manajemen (khususnya manusia) menjadi fokus utama, prosedur hanya alat (tool) saja. Kalau anak buah dapat bekerja efektif dengan kata pupan dan senyuman, lakukanlah saja, gratis tidak perlu keluar uang. Memangnya kalau bos marah-marah terus pekerjaan dijamin lancar terus? Kalau anak buah perlu alat, sediakanlah saja, jangan meminta mereka mengerjakan sesuatu dengan alat seadanya tapi hasilnya minta bagus. Supaya proses industri berjalan bagus tugas manajemenlah menyiapkan material dan mesin yang bagus, oleh karena itu manajemen harus bekerja sangat keras dan memeras otak tiap detiknya. Dengarkanlah aspirasi mereka dan buatlah solusi secepatnya, janganlah malah terus menambah beban mereka menjadi lebih berat. Jika bertemu anak buah di lapangan atau di tempat kerja selalu katakan ?Apakah ada hambatan masalah dalam pekerjaan, apa yang bisa saya bantu?? Kata kata itu menunjukkan bahwa kita sebagai manajemen juga mau bekerja menyelesaikan masalah. Janganlah katakan ?Kapan bisa selesai pekerjaan ini, mengerjakan seperti ini saja ?tidak becus,? pokoknya saya tidak mau tahu.? Kalau kata kata itu yang keluar berarti kita sebagai manajemen hanya mau enaknya sendiri. Apa kira kira jawaban anak buah dalam hatinya ?Ngladeni Sire!!!? Yang akan terjadi adalah disintegrasi manajemen, siji ngalor siji ngidul, tidak sinergi, hasilnya dipastikan tidak optimal. Bekerja dalam era modern haruslah makin ringan secara fisik tapi hasil kerja dan pendapatan keuangan semakin bagus. Dalam manajemen pamong berlaku pepatah, kalau meniadi pemimpin ikan, jadilah ikan juga dan mau ikut hidup di air, supaya komunikasi dapat selalu dimengerti dua belah pihak serta hubungan personal menjadi sangat erat dan menyatu. Secara struktural seperti hubungan antara orangtua dan anak, orangtualah yang ngemong anak bukan sebaliknya. Pemimpin manajemen tinggilah yang bekerja paling keras dibandingkan manajemen di bawahnya. Jika pemimpin manajemen dapat memberikan Visi, Inspirasi, dan Spirit yang jelas serta positif maka anak buah akan bersedia secara ikhlas ?jungkir balik? untuk mewujudkan hasil terbaik, contohnya nabi kita Muhammad SAW. Beliaulah yang telah memberi kita contoh tentang manajemen pamong, tinggal kita tiru saja, dijamin menyenangkan dan tidak sulit serta hasilnya maksimal. Siapa mau mencoba??? Cobalah dari hal kecil, cobalah dari diri sendiri, cobalah saat ini juga supaya cepat melihat hasilnya. Hasilnya adalah kemakmuran dan keadilan yang dapat kita rasakan secara nyata.***

Contoh Strategi Manajemen (salah Satu jawaban nomor 4 )

Hal Pertama yang Dilakukan, Curi SDM!
Bagaimana Anda melakukan transisi perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menjadi sebuah perusahaan yang benar-benar global?
-- Rich Rosier, Bedford, Massachusetts.
Anda mulai berharap bahwa tim Anda mulai bersemangat dengan ide perusahaan akan menjadi global. Bagi suatu perusahaan untuk meluncurkan ekspansi geografis yang luas --atau untuk meluncurkan perusahaan baru dari sesuatu yang lama- - visi dan energinya mesti berasal dari orang yang berpengaruh, dan energinya mesti benar-benar besar.
Bukan berarti bahwa perusahaan dengan sengaja tidak tumbuh secara organik. Namun, setiap perusahaan baru membutuhkan banyak uang dan perhatian. Terlalu sering terjadi, ketika perhatian dan uang perusahaan mengalir ke perusahaan baru, para karyawan menjadi gusar. "Mengapa perusahaan mau mengucurkan banyak uang untuk merealisasikan ide bodoh itu," umpat mereka. "Sedangkan kita disini adalah pihak yang menghasilkan banyak uang. Sekarang kita tidak akan punya cukup sumber dana untuk reinvestasi."
Mungkin, para karyawan yang mengeluh itu ada benarnya. Namun, mestinya itu tidak boleh terjadi jika Anda ingin memulai sesuatu yang baru. Sebuah perusahaan tidak akan berhasil jika pemimpinnya tidak tegas, serta ketiadaan faktor dukungan serta pendekatan wait and see. Jika perusahaan ingin sebuah inisiatif baru demi menuju kemakmuran, manajer papan atasnya mesti menggunakan metode Robin Hood --mencuri dari yang kaya untuk diberikan pada yang miskin.
Dan hal pertama yang harus dicuri adalah sumber daya manusia (SDM)., yakni orang-orang hebat yang akan menjalankan perusahaan. Kesalahan yang sering dilakukan para top manajer adalah mengambil risiko dengan memberikan tugas yang berat ini pada orang yang salah. Misalnya, tugas itu diberikan kepada pegawai yang sedikit lagi pensiun atau manajer muda yang meskipun sangat berlian, tapi belum mempunyai reputasi yang berpengaruh di perusahaan. Itu tindakan yang salah.
Mereka mesti mengirim bintang yang sebenarnya, dan seseorang yang punya posisi dan visi hebat, harus dihormati. Dengan orang seperti itu akan memberikan perusahaan baru sebuah kesempatan terbaik untuk menang. Juga, memberikan pesan kepada seluruh karyawan bahwa perusahaan membangun perusahan baru ini dengan serius.
Bersamaan dengan penunjukkan "bintang" tersebut, manajer senior dapat menekankan inisiatif pertumbuhan organis dengan dua cara. Mereka mesti membuat orang-orang yakin mengenai potensi dan pentingnya perusahaan baru ini. Ini termasuk dengan sering melihat operasional perusahaan baru dan memberi dukungan terhadap seberapapun kecilnya pencapaian yang diraih. Ini masalah visi.
Akhirnya, jika para manajer menginginkan agar bibit ini tumbuh, mereka mesti memberi oksigen, memberinya ruang untuk tumbuh. Ya, ini mungkin terdengar kontroversial. Namun, mendukung sebuah usaha bukan berarti mengontrol seluruh gerakannya. Jika Anda menaruh orang-orang hebat pada tempatnya, Anda harus membiarkan mereka bekerja. Kesempatan terbaik yang bisa mereka dapatkan untuk sukses adalah dengan kebebasan mengambil risiko.
Kami banyak menulis mengenai merger dan akuisisi di kolom ini beberapa waktu lalu. Memuji tindakan itu sebagai subuah cara ampuh untuk maju. Namun, menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang lama bisa jadi merupakan salah satu hal yang paling menyenangkan dalam bisnis. Dalam peranan Anda di perusahaan, Anda mungkin tidak dapat memimpin perubahan global. Namun, Anda telah membantu dengan bersikap terbuka terhadap perubahan. Sekarang, mari kita berharap kepemimpinan Anda juga dapat melakukan suatu perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar